"Belajarlah terus, karena bisa saja ilmu yang kita miliki sudah kadaluarsa atau bahkan salah. Belajarlah sampai akhir hayat."

Rabu, 30 September 2009

Kongres Hawai Keluarkan Resolusi Islam Day


Republika Newsroom, LIHU'E. Kongres negara bagian Hawaii, Amerika Serikat, mengeluarkan resolusi “Islam Day” atau Hari Islam yang dirayakan pada setiap tanggal 24 September. Anggota kongres dan senat menyetujui resolusi tersebut setelah mempertimbangkan kontribusi umat Islam yang signifikan terutama pada bidang seni, sains, filsafat, budaya, dan sastra.

Meski demikian, penetapan resolusi Islam Day bukan tanpa penentangan dari sebagian anggota kongres (House of Representatives dan Senate). Seorang anggota kongres dari Partai Republik, Joanne Georgi, secara terbuka menentang resolusi yang dikeluarkan pada Kamis, 24 September 2009 itu.

Menurutnya, penetapan Islam Day bukan kebijakan yang layak diambil anggota kongres, karena umat Islam terkait dengan jaringan teroris yang menebar ancaman. Di samping itu, Islam bukan bagian dari budaya masyarakat Amerika, terutama di Hawaii.

Seperti dilaporkan TheGardenIsland.com pekan lalu, tercatat tiga orang dari 25 senator yang menentang resolusi tersebut. Dua orang dari Partai Republik dan yang lain dari Partai Demokrat. Umumnya, penolakan mereka didasarkan pada ideologi pemisahan antara agama dan negara.

Berbeda dengan Joanne Georgi, sikap yang lebih inklusif ditunjukkan oleh Gary Hooser, senator dari wilayah D-Kaua'i dan Ni'ihau. Pihaknya menyetujui resolusi Islam Day, karena tidak dapat lagi dipungkiri bahwa Islam telah menjadi kekuatan penting di pentas dunia.

“Saya tidak percaya semua penganut suatu agama bertindak salah seperti yang dilakukan segelintir orang dari agama yang sama,” kata Hooser. “Bukankah Timothy McVeigh (pelaku pengeboman di Kota Oklahoma pada 1995) adalah seorang Kristiani?” tanya Hooser dengan menegaskan bahwa dalam setiap agama terdapat aksi kekerasan oleh segelintir orang.

Oleh karena itu, menurut Hooser, masyarakat Hawaii perlu mulai melihat ke depan, membangun relasi dengan semua pihak dan memandang mereka sebagai satu keluarga.

Pendapat yang sama dilontarkan oleh Mina Morita dari Partai Demokrat yang mewakili wilayah Hanalei dan Waipouli. Ia menuturkan, melalui resolusi ini berarti kita mengakui Islam sebagai produk keragaman budaya di Hawaii. Dengan demikian, keputusan ini tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

“Di Hawaii terdapat ragam etnik dan budaya. Pemeluk Islam seperti halnya pemeluk Kristen yang memiliki sisi-sisi positif dan negatif. Menurut saya, resolusi ini ke depan akan mengangkat citra positif Islam,” ungkap Morita.

Perayaan Islam Day

Sementara itu, bersama dengan dikeluarkannya resolusi Islam Day oleh Kongres Hawaii, umat Muslim di Pulau itu menggelar perayaan di Pantai Ala Moana. Berbagai kegiatan seperti pentas musik, bazar, drama komedi, hingga kegiatan-kegiatan ilmiah turut menyemarakkan perayaan. Dalam diskusi bertema “Coexistence in a Pluralistic Society”, The Muslim Association of Hawaii mengundang pembicara dari kalangan Kristiani, Buddha dan Yahudi.

Meski bernama Islam Day, semarak perayaan tidak mencerminkan nuansa keislaman. Menurut presiden Asosiasi Muslim Hawaii, Hakim Ouansafi, format perayaan yang demikian ditujukan untuk menyatukan masyarakat Hawaii yang terdiri dari berbagai etnis dan agama.

“Perayaan ini bukan atas nama agama; bukan atas nama Tuhan; bukan pula atas kepentingan politik. Namun ini perayaan lintas iman, bahwa semua manusia punya aspek-aspek kesamaan yang dapat dikomunikasikan,” kata Hakim.

Akan tetapi, lanjut Hakim, di balik ini semua pihaknya hendak menyampaikan sisi lain dari Islam yang selama ini dikenal oleh sebagian masyarakat Amerika sebagai agama ekstrimis dan teroris. “Resolusi ini membantu kami membangun kesepahaman atas dasar cinta dan kasih sayang antarkomunitas. Komunitas Muslim Hawaii hanya ingin membangun kerukunan dengan semua pihak,” jelas Hakim.

Dengan adanya resolusi Islam Day, kata Hakim, pesona Hawaii sebagai pulau multi etnik dan agama tampak lebih indah, dan akan berimplikasi positif pada umat Muslim lain di dunia. Hakim berjanji akan mengusulkan kepada kongres agar mengeluarkan resolusi serupa untuk penganut agama-agama lain. (rid/taq)

0 komentar:

Pengin cari artikel lainnya...?!?