Senin, 07 September 2009
Hubungan Antara Tadabbur Alqur'an Dengan Puasa
Dari Abdullah ibn Amr radiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :
الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ويقول القرآن منعته النوم بالليل فشفعني فيه قال فيشفعان
“Puasa dan Alqur'an memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat". Puasa berkata : “Yaa Rabbi, saya menahan dia dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Alqur’an berkata : “Saya menahannya dari tidur di malam hari maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Maka keduanyapun memberi syafaat. ( Shahih Targhib wat Tarhib : 1/483 (969) )
Sungguh antara Alqur'an dan puasa mempunyai hubungan yang sangat erat, karena salah satu hikmah yang paling agung dan yang paling penting dari disyariatkannya puasa di siang hari Ramadhan adalah untuk menyiapkan hati agar bisa mentadabburi Alqur'an pada waktu membacanya di qiyamullail (tarawih). Tapi yang kita lihat, banyak manusia menyia – nyiakan kebaikan yang agung ini dimana mereka berlebih – lebihan dalam makan dan minum waktu buka dan makan malam.
Ilmu kedokteran modern dan pengobatan alternatif telah menetapkan urgensinya puasa dalam rangka menjernihkan hati dan peranannya baik dalam bidang kerohanian atau juga dalam bidang jasmaniyah.
Saya (penyusun) amat yakin akan hikmah disyariatkannya puasa, tanpa harus lelah merujuk dan meluangkan waktu untuk membaca buku – buku tentang hikmah puasa. Karena cukup bagi kita firman Allah Subhanahu Wata'ala :
وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.(al-Baqarah : 184)
Itu adalah risalah dari Tuhan semesta alam, dimana dia membawa sangat banyak sekali arahan dan bimbingan. Allah telah menetapkan bagi kita kaidah yang sangat agung ini yaitu: “Bahwa puasa itu lebih baik bagi kita”. Sebagian kebaikan puasa telah terbukti dengan pembuktian melalui pengalaman dan juga melalui pembuktian para ulama yang telah mengukuhkan pentingnya hubungan antara puasa dengan fikiran, pemahaman dan tadabbur.
Sungguh realita kebenaran tentang hal ini dan juga penjelasan – penjelasan dan pengalaman para peneliti, baik dari kalangan ulama Islam atau dari selain Islam tidak bisa dituangkan dalam satu buku saja. Penjelasan dan pengalaman mereka yang tidak dikutip jauh lebih banyak. Hanya sedikit dari mereka yang menemukan hal ini dan menceritakanya dan menyebutkan apa yang ia dapat. Adapun selain mereka, banyak yang menemukan hal ini tapi tidak menceritakan.
Kalau anda benar – benar ingin mentadabburi Alqur'an dan Alqur'an berbekas pada diri anda, maka anda harus menggunakan kunci ajaib ini. Apalagi di bulan Ramadhan dimana bulan ini adalah bulan puasa, yaitu puasa yang benar. Dimana orang yang berpuasa dengan benar sangat ingin sekali mengamalkan kandungan hadits Miqdam Ibn Ma’di Karib dimana beliau mendengar bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :
ما ملأ أبن آدم وعاء شرا من بطن بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه . فإن كان لا محالة فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه
“Tiada tempat yang paling buruk yang dipenuhi oleh manusia daripada perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap saja untuk menegakkan tulang belakangnya, dan jika tidak maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim. Imam Tirmidzi berkata : hadits hasan)
Hadits ini adalah sumber dasar yang menghimpun seluruh dasar ilmu kedokteran.
Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi Masawaih sang dokter, pada saat membaca hadits ini dalam kita Abi Khaitsamah rahimahullah beliau berkata : “Kalau orang – orang menggunakan hadits ini, niscaya mereka terbebas dari berbagai penyakit dan derita dan pasti tempat – tempat berobat dan apotek akan sepi”.
Bukanlah arti puasa itu anda menahan diri dari makan dan minum beberapa saat, kemudian anda melampiaskannya dengan makan yang lebih banyak. Ini dengan tanpa ragu, bukanlah puasa yang bermanfaat. Puasa yang bermanfaat bagi pelakunya adalah yang dilalui tanpa rasa kenyang pada waktu berbuka.
Sebagian pemuda berkata : “Saya sudah puasa, tapi saya tidak mendapatkan penwar (dari syahwat) sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam. Kita jelaskan : ya seperti itu kalau kamu pada waktu berbuka melampiaskan puasamu dan makan lebih banyak daripada sebelumnya. Ini bukanlah puasa yang benar tapi menyiksa dan menyakiti badan. Karena tujuan dari puasa secara umum adalah untuk menjaga tubuh dan secara khusus untuk menjaga hati dari racun–racun makanan dan minuman. Inilah kandungan sabda Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam :
فإنه له وجاء
"Sesungguhnya pada puasa itu ada penawar”
Itu dikarenakan jikalau hati istirahat dari berbagai racun makanan dan minuman maka akan jernih dan lembut.
Al-Marwazi rahimahullah berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdillah ( Imam Ahmad ) Mungkinkah seseorang menemukan hatinya lembut waktu kenyang ?” Imam Ahmad rahimahullah menjawab : “Saya kira tidak”
Ibnu Umar radiyallahu'anhu berkata : “Saya belum pernah kenyang semenjak saya masuk Islam”
Muhammad Ibn Wasi’rahimahullah berkata : “Barangsiapa sedikit makanannya dia akan faham dan akan lebih faham, jernih dan lembut. Sungguh banyak makan itu membuat malas untuk melakukan hal – hal yang perlukan”
Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata : “Jikalau kamu menginginkan keperluan dunia atau akhirat, maka janganlah makan kecuali kalau sudah selesai, karena makan mengubah akal”
Al-Qotsam al-‘Abid rahimahullah berkata : “Telah tersebar bahwa : Tidaklah orang itu sedikit makannya kecuali pasti hatinya akan lembut dan matanya berlinang”
Abu Imran al-Jauni rahimahullah berkata : “Telah tersebar bahwa barangsiapa yang ingin hatinya terang maka sedikitkanlah makan ”
Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menulis untuk Utsman Ibn Zaidah : “Kalau anda ingin badan anda sehat dan tidur sedikit, maka sedikitkanlah makan”
Ibrahim Ibn Adham rahimahullah berkata : “Barangsiapa menguasai perutnya, maka dia telah menguasai agamanya. Barangsiapa bisa mengendalikan rasa laparnya maka dia memiliki akhlaq yang baik”
Hasan Ibn Yahya al-Khusyani rahimahullah berkata : “Barangsiapa ingin bercucuran air matanya dan lembut hatinya, maka hendaklah dia makan dan minum untuk setengah perutnya”
Syafi’i rahimahullah berkata : “Sungguh, kenyang itu membuatv badan malas, menghilangkan kecerdasan, mendatangkan kantuk dan melemahkan diri dari beribadah ”
Wallahu A'lam.
(Abu Maryam, diambil dari kitab Mafatih Tadabbur Alqur'an karya Syaikh Khalid ibn Abdil Karim dengan sedikit perubahan)
Sumber: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatquran&id=124
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar