"Belajarlah terus, karena bisa saja ilmu yang kita miliki sudah kadaluarsa atau bahkan salah. Belajarlah sampai akhir hayat."

Rabu, 30 September 2009

Kolom Pojok Pedagogik: Memaksimalkan Pembelajaran PAI


Berbicara tentang pendidikan Islam, agaknya akan dianggap terlalu idealis bila kita hanya berkutat pada persoalan fundasional filosofis, karena pendidikan sangat concern terhadap persoalan-persoalan operasional. Diantara kelemahan dari kajian pendidikan Islam yang selama ini tertulis dalam literatur-literatur kependidikan Islam adalah mereka kaya konsep fundasional atau kajian teoretis, tetapi miskin dimensi operasional atau praktisnya. Atau sebaliknya kaya operasional/ praktik, tetapi lepas dari konsep fundasional/ dimensi teoretiknya.
Untuk mencegah timbulnya kesenjangan antara teori dan praktik, atau untuk mencari titik temunya maka diperlukan kajian yang lebih mendalam serta fokus terhadap persoalan pendidikan Islam dan pengembangannya dalam konteks desain pembelajaran pendidikan agama Islam.

Merosotnya kualitas moral dan akhlak anak dewasa ini mengindikasikan betapa pendidikan agama yang selama ini menjadi ujung tombak pembentukan karakter dan moral bangsa telah mengalami suatu krisis yang memprihatinkan. Pendidikan agama dianggap tidak lagi mampu membentengi anak-anak didik dengan akhlaqul karimah yang kuat dalam menghadapi tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta persaingan global di era modern ini.

Pukulan Fisik Picu Penurunan IQ Anak


Republika Newsroom, CORBIS.COM. Pukulan fisik dari orang tua memberikan bekas trauma mendalam pada anak,

JAKARTA. Pukul anak sebagai medium penyadaran ternyata tidak hanya berdampak buruk terhadap psikologis tetapi juga tingkat kecerdasan. Penelitian yang dilakukan Universitas New Hampshire, AS melaporkan, sebagian besar dari anak yang kerap dipukul orang tua memiliki tingkat intelegensia (IQ) yang rendah.
Lebih dari itu, penelitian juga mencatat hasil lain mengejutkan dimana anak yang mengalami perlakuan keras akan mengalami kesulitan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Cermati Penggunaan Ponsel pada Anak


Republika Newsroom, CORBISWASPADA. Orangtua sebaiknya berhati-hati mengawasi penggunaan ponsel pada anak. Perhatikan fitur yang tersedia dan batasi jika perlu.

JAKARTA-- Perkembangan teknologi ponsel yang demikian pesat tidak selamanya baik terutama untuk anak-anak. Mengingat semakin banyak anak sekolah dasar (SD) telah mengenal ponsel. Tak sulit bagi anak untuk mengunduh hal-hal negatif melalui ponsel tanpa sepengetahuan orangtua.

Demikian dikatakan Ruth A. Peters, PHD seperti yang dikutip dari MSNBC, Senin (31/08). Dijelaskan Ruth, terkadang orang tua mengabaikan kemampuan anak untuk mengutak-atik ponsel hingga berujung pada penyalahgunaan. "Memang banyak isu yang harus dipikirkan dan beberapa tips nampaknya bisa membantu saat memutuskan rencana terbaik untuk anak dan keluarga secara umum," tuturnya.

Ribuan Umat: Islam bukan Teroris


Republika Newsroom, Solo. Sekitar 20.000 umat Islam di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat, melakukan aksi damai menyerukan bahwa Islam bukan teroris di Lapangan Kota Barat, Solo. Empat tokoh masyarakat, seperti Zainal Arifin Adnan yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ustaz Wahyuddin yang merupakan Direktur Pesantren Al Mukmin, Ketua Umum Majelis Tafsir Al-Qur`an, Ustaz Achmad Sukina, dan M Sangidoe, memimpin aksi tersebut. Keempat tokoh tersebut melakukan orasi yang berpesan bahwa Islam tidak bisa dikaitkan dengan teroris.
Ketua Majelis Ulama Indonesia, Zainal Arifin Adnan mengatakan, Islam dan terorisme sama sekali tidak memiliki hubungan. "Mereka berdiri sendiri, Islam selalu menggunakan cara damai, sedangkan terorisme selalu menggunakan cara kekerasan," kata dia. Oleh karena itu, kata Zainal, anggapan terorisme memiliki hubungan dengan Islam adalah salah besar.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Tafsir Al-Qur`an, Ustaz Achmad Sukina mengatakan, umat Islam perlu kembali merenungi ajaran dasar Islam yang berasal dari Al Quran dan Al Hadist. "Untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan, Umat Islam harus menempuhnya dengan cara damai," kata dia.

Kiprah Ilmuwan Muslim di Gedung Putih


Republika Newsroom. Peran umat Islam di Gedung Putih tampaknya semakin diakui. Setelah mengangkat Dalia Mugahed, tokoh Muslimah Amerika Serikat (AS), sebagai penasihat bidang Timur Tengah dan dunia Muslim, Presiden Barack Obama juga mengangkat Ahmed Zewail, seorang ilmuwan Muslim terkemuka sebagai anggota Dewan Penasihat Sains dan Teknologi Kepresidenan (PCAST).

Zewail merupakan seorang ilmuwan Muslim besar di era modern. Betapa tidak, Zewail merupakan tokoh Muslim yang menyandang dua gelar guru besar sekaligus, yakni profesor ilmu kimia dan fisika pada California Institute of Technology atau Caltech, sebuah universitas riset terkemuka di dunia yang berada di Pasadena, California, AS.

Kongres Hawai Keluarkan Resolusi Islam Day


Republika Newsroom, LIHU'E. Kongres negara bagian Hawaii, Amerika Serikat, mengeluarkan resolusi “Islam Day” atau Hari Islam yang dirayakan pada setiap tanggal 24 September. Anggota kongres dan senat menyetujui resolusi tersebut setelah mempertimbangkan kontribusi umat Islam yang signifikan terutama pada bidang seni, sains, filsafat, budaya, dan sastra.

Meski demikian, penetapan resolusi Islam Day bukan tanpa penentangan dari sebagian anggota kongres (House of Representatives dan Senate). Seorang anggota kongres dari Partai Republik, Joanne Georgi, secara terbuka menentang resolusi yang dikeluarkan pada Kamis, 24 September 2009 itu.

Menurutnya, penetapan Islam Day bukan kebijakan yang layak diambil anggota kongres, karena umat Islam terkait dengan jaringan teroris yang menebar ancaman. Di samping itu, Islam bukan bagian dari budaya masyarakat Amerika, terutama di Hawaii.

Pelajaran dari Hunain


SAYAPHATI.BLOGSPOT.COM. "Dan ingatlah peperangan Hunain, ketika waktu itu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah mereka, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai" (QS At-Taubah: 25).

Dari ayat tersebut Allah SWT telah memberikan pelajaran berharga kepada kaum Muslimin agar membuang jauh-jauh sifat congkak/takabur, merasa diri lebih besar dari lawan yang dihadapinya. Peperangan itu bermula ketika Rasulullah saw dan para pengikutnya yang berjumlah kurang lebih 12 ribu orang prajurit, pada 6 Syawal 8 H berangkat dari Mekah menuju suatu tempat yang diberi nama Hunain. Jumlah 12 ribu merupakan jumlah terbesar dari pasukan kaum Muslimin selama peperangan melawan orang-orang kafir. Melihat banyaknya pasukan pada saat itu, beberapa sahabat mengatakan, "Hari ini kita pasti menang, karena jumlah kita yang cukup banyak". Mendengar perkataan tersebut, Rasulullah sangat resah.

Muslim Jerman Menaruh Harapan Kepada Merkel


ISLAMONLINE.NET, BERLIN. Terpilihnya kembali Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman untuk kedua kalinya, memberikan sedikit harapan bagi Muslim Jerman. Para pemuka Muslim di Jerman menginginkan pemerintahan baru Merkel bisa mengubah pendekatannya dengan komunitas Muslim. Mereka berharap pemerintahan Merkel mau melihat keberadaan komunitas Muslim di Jerman dengan lebih positif dan tidak menganggap komunitas Muslim sebagai ancaman negara.

"Kami menginginkan Kanselir Merkel dan pemerintahan barunya memberikan keadilan bagi kami. Kami ingin pemerintahan baru ini adalah pemerintahan untuk semua lapisan masyarakat tanpa melihat latar belakang etnis, agama dan perbedaan budaya. Setiap warga negara harus merasa bahwa kepentingan mereka dilindungi oleh pemerintah," papar Nadeem Elias, ketua Supreme Council of Muslims di Jerman, seperti dilansir IslamOnline.net, Rabu (29/9), kemarin.

600 Orang Masuk Islam dalam 24 Jam


Proyek Jaringan Kereta Api Haramaian

Republika Newsroom, RIYADH. Hidayah turun kepada lebih dari 600 warga Cina yang kini bekerja di proyek jaringan kereta api Haramain di Arab Saudi. Dalam waktu 24 jam, mereka diberi kesadaran akan kebenaran Islam. Seperti dilaporkan situs Gulf News, Saat itu juga mereka kemudian mengucap syahadat dalam sebuah majelis di Makkah.

Warga Cina itu merupakan pegawai Chinese Railway Company, yang memenangkan tender pembangunan jaringan kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah lewat Jeddah dan Rabigh. Jaringan kereta api ini bakal dibangun sepanjang 450 kilometer (km).

Kamis, 24 September 2009

Manajemen Masjid seharusnya lebih baik dari Manajemen RT (Rukun Tetangga)...

KINI SAATNYA MASJID BERUBAH...!!!


Khoirotunhisan Online. Sebelum membahas tema diatas perlu saya sampaikan atas respon dari masyarakat tentang berbagai tulisan dalam buletin ini sebelumnya, yakni yang berhubungan dengan masjid, antara lain tema “Dicari Takmir masjid yang memiliki Visi dan Misi Pemberdayaan Ummat”, “Kemana Infaq juma’atan anda selama ini disalurkan/dimanfaatkan” dan masih banyak tulisan lainnya yang segera hadir dihadapan pembaca sekalian, baik yang saya muat di situs maupun buletin kita tercinta, Insya Allah.

Dari respon masyarakat yang masukkan, terbagi menjadi 3 kelompok, pertama, Kelompok yang pasif, Kedua, kelompok yang menentang, karena mereka merasa dikritik dan “ditelanjangi”, kelompok ini didominasi mereka yang tidak menghendaki perubahan serta ketiga, mereka yang memberikan dukungan, kelompok ini diwakili mereka yang menginginkan perubahan dan berharap masjid memiliki Visi ke depan dengan baik dan jelas.

14 Juta Anak Indonesia Kini Sedang Giat Belajar Al Qur'an


Kapanlagi.com. Sebanyak 14 juta anak-anak kini sedang giat-giatnya mempelajari cara membaca Al Qur'an melalui Taman Pendidikan Al Qur`an dan Taman Kanak-kanak Al Qur'an (TKA) yang berada hampir di semua wilayah Indonesia.

Ketua Majelis Pertimbangan Pusat, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Muhammad Jazie,Asp mengemukanan hal itu kepada wartawan saat berada di balaikota Banjarmasin, Kamis (21/09).

Ia menambahkan jumlah santri/santriwati 14 juta tersebut berada di 78 ribu unit Taman Pendidikan Al Qur`an dan Taman Kanank-Kanak Al Qur`an (TPA dan TKA) di seluruh Indonesia, katanya.

Muhammad Jazie berada di Banjarmasin untuk menghadiri wisuda ribuan santri/santriwati TPA dan TKA se-Kota Banjarmasin di halaman balaikota Banjarmasin, dalam kaitan peringatan hari jadi kota Banjarmasin yang ke-480 tahun.

Menurutnya perkembangan pendidikan Al Qur'an yang dilakukan BKPMRI tersebut terus berkembang, sejak akhir tahun 80-an hingga sekarang.

Pada awalnya paling berkembang adalah di Propinsi Kalimantan Selatan, lantaran penyelanggaraan pendidikan Al Qur'an di wilayah ini selalu memperoleh dukungan pemerintah setempat.

Pihak BKPMRI sendiri menyatakan gembira atas dukungan pemerintah daerah Kalsel tersebut. Seperti wisuda santri/santriwati TPA dan TKA sekarang saja berada di balaikota Banjarmasin, padahal kalau di daerah lain harus mencari sewa gedung atau digelar di dalam masjid.

Setelah berkembang di Kalsel, lalu sejak awal tahun 90-an hingga sekarang kegiatan pembelajaran Al Qur'an melalui BKPMRI ini terus merambah ke Sulawesi Selatan, sumatera Barat, beberapa Propinsi di Pulau Jawa serta daerah lainnya di Indonesia.

Dalam upaya mewujudkan generasi muda Indonesia yang qur'ani tersebut maka BPKMRI telah mengembangkan metode iqra-nya dalam mendidik generasi muda membaca Al Qur'an.

Kemudian untuk memudahkan kegiatan pembelajaran Al Qur'an kepada generasi muda tersebut maka hingga sekarang BKPMR telah memiliki sedikitnya 30 Daerah Pengurus Wilayah (DPW) dan 289 Daerah Pengurus Cabang (DPC) serta memiliki uztad sebanyak 14 ribu orang.

Dari kegiatan BKPMRI tersebut maka hingga sekarang ada sekitar 5 hingga 6 juta generasi muda sudah diwisuda sebagai orang yang sudah pandai membaca Al Qur`an tinggal kedepan bagaimana BKPMRI lebih memberdayakan lagi lulusan ini ke arah yang lebih baik lagi.

Maksudnya bagaimana alumni TPA dan TKA ini lebih memahami lagi makna al Qur'an dengan tidak sekedar membaca, serta untuk membangun komunitas dalam upaya mengembangkan masyarakat qur'ani.

Wisuda santri/sanriwati tersebut dihadiri Walikota Banjarmasin, Haji Yudhi Wahyuni serta Ketua PWI Cabang Kalsel, Gusti Rusdi Effendi AR serta para pengurus MUI dan BKPMRI kota Banjarmasin. (*/lpk)


Sumber: http://www.kapanlagi.com/h/0000135504.html

Pendidikan Alquran Perlu Ditingkatkan


BANDAR LAMPUNG (Lampost). Saat ini pendidikan membaca Alquran kurang diminati generasi muda Islam. Oleh karena itu, pendidikan Alquran perlu ditumbuhkembangkan dan ditingkatkan pemahamannya.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Dakwah Pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung, Hj. Fatimah Umar, dalam acara Khotmil Quran Majelis Taklim Nurul Falah Kedaton yang dihadiri 50 jemaah di Masjid Lembah Hijau, Bandar Lampung, Sabtu (26-8). Kegiatan ini sekaligus menyambut bulan suci Ramadan.

Hj. Fatimah Umar, yang juga penceramah kondang ini, menjelaskan penyebab kurang berminatnya generasi muda Islam membaca Alquran karena banyak yang terpengaruh gemerlapnya dunia modern. Sehingga mereka meninggalkan Alquran. Karena itu, ia mengajak kepada seluruh generasi muda Islam agar kembali mempelajari dan membaca Alquran, sehingga mampu meningkatkan iman dan takwa. "Mudah-mudahan dengan rajin membaca dan mengamalkan isi Alquran tak hanya meningkatkan iman dan takwa, tapi juga akan mendapat hidayah dari Allah swt.," kata pegawai Departemen Agama Kota Bandar Lampung ini

Salah satu cara meningkatkan minat membaca Alquran dengan menumbuhkan dan membangun taman pendidikan Alquran (TPA) di berbagai lokasi. TPA tersebut harus mengusung konsep pendidikan Islami guna mencetak generasi muda Qurani yang kuat dan amanah. Ia mengharapkan dengan banyaknya TPA akan mencetak generasi-generasi muda Islam yang mau membaca dan mengamalkan isi kandungan Alquran. Karena saat ini banyak yang bisa membaca Alquran, tapi mereka tidak mau mengamalkan isi Alquran tersebut. Faktor penyebabnya belum bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. Lalu pengamalan hanya secara global bukan perinci sesuai dengan kaidah ilmu.

Ia mengakui saat ini hanya sekitar 25% yang mampu membaca Alquran dengan tajwid secara baik dan benar. Padahal, ujar dia, jika salah tajwidnya, artinya juga salah. Sebab tajwid merupakan cara membaca Alquran yang baik dan benar atau tartil.

Karena itu, ia mengharapkan remaja mepelajari tajwid dengan baik, sehingga setelah tua, mereka menguasai tajwid tersebut.

Untuk meningkatan permahaman Alquran, penyelenggaran pendidikan Alquran khususnya madrasah harus makin giat melakukan terobosan dalam pembelajaran tersebut. Karena jika pendidikan Alquran baik, pendidikan agama akan berkembang.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat membaca Alquran dengan baik dan benar serta mengamalkan kita suci tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. AST/S-1


Sumber: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007082702345340

Dana Kehormatan Guru TPQ Masih Kecil


Radar Kudus. Pemerintah Kabupaten Pati mengalokasikan anggaran dana kehormatan untuk guru ngaji di TPQ dalam APBD 2009 sebesar Rp 607 juta. Namun, alokasi dana yang dianggarkan dinilai masih terlalu kecil.

Demikian disampaikan Muntamah, anggota Komisi D DPRD Pati. Menurutnya, jumlah guru TPQ di Kabupaten Pati mencapai 5.407 orang. "Tentunya, jumlah yang diterima guru ngaji sangat kecil," paparnya, kemarin di aula Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Pati.

Dia menjelaskan, minimnya alokasi yang diberikan itu, disebabkan, kemampuan keuangan daerah yang masih sedikit. Sehingga, jumlah yang diterima masing-masing guru ngaji selama satu tahun sekitar Rp 100 ribu.

Besar uang yang diterima guru ngaji, lanjutnya, memang sangat sedikit. Tetapi, setidaknya ada dana kehormatan itu mampu membantu guru ngaji yang ada di Kabupaten Pati.

Kecilnya dana itu, jelasnya, membuat dirinya sering mendapat protes dari sejumlah guru TPQ. Selain itu, ada beberapa guru yang tidak menerima dana kehormatan karena keterbatasan anggaran tersebut.

Karena itu, Muntamah berharap, Dinas Pendidikan sebagai instansi yang mencairkan dana itu bisa lebih selektif dalam menyalurkan dana tersebut. "Jangan sampai ada guru di luar TPQ yang ikut menerima dana tadi," pesannya.

Sementara itu, Koordinator Badko Guru TPQ se-Kabupaten Pati, Muh Anis Arifin, mengungkapkan, pihaknya menghargai kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang mengalokasikan dana untuk membantu kesejahteraan guru TPQ meskipun jumlahnya kecil.

"Saat ini jumlah lembaga Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Kabupaten Pati sebanyak 725 buah. Sedangkan jumlah pendidik yang tercatat saat ini mencapai 5407 orang," ungkapnya. (ris/rus)


Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=77589

Kamis, 17 September 2009

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 HIJRIYAH


Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT

Andai jemari tak sempat berjabat
Andai raga tak dapat bertatap
Seiring beduk yang menggema
Dan seruan takbir yg berkumandang
Kami haturkan salam setulus hati
Jika Ada kata serta khilaf kami nan membekas lara
Mohon maaf lahir batin



Segenap Pengurus Badko TPQ Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H...
Taqobalallahu minna wa minkum, Siyyamana Wa Siyyamakum...
Mohon maaf lahir dan batin...


Rabu, 16 September 2009

TPQ Sukoharjo Berkunjung ke Pekalongan

PEKALONGAN. Taman Pendidikan Al quran (TPQ) Sukoharjo mengadakan kunjungan studi banding ke Pekalongan, Rabu (12/8).

Kunjungan itu diikuti oleh 49 orang, termasuk kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dari 12 kecamatan se-kabupaten Sukoharjo, Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad, saat menerima kunjungan mengatakan, untuk menata kota yang baik digunakan dua kriteria manajemen, yakni manajemen barokah pada tatanan pemerintah dan manajemen yang taat pada norma agama.

”Dalam melaksanakan manajemen yang barokah, kita harus adil di dalam menjalankan masalah yang ada di Kota Pekalongan,” ungkapnya.

Mayoritas masyarakat Pekalongan beragama Islam, karena itu Basyir mewajibkan sekolah negeri maupun swasta untuk membaca Alquran terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai. Ia juga menghimbau masyarakat untuk meningkatkan TPQ dan mendalami Alquran serta shalat dengan baik.

”Dengan diberlakukan hal itu, masyarakat Pekalongan akan terhindar dan terbebas dari kemaksiatan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Badko TPQ Kabupaten Sukoharjo, Hasman Budiadi menjelaskan, pihaknya ingin menimba ilmu dari Kota Pekalongan. Hal itu dilakukan karena ada yang perlu dipelajari tentang keterlibatan pemkot memberantas masyarakat yang buta huruf Alquran.

Mengapa Pekalongan? menurut Hasman, Kota Pekalongan terpilih sebagai kota yang dikunjungi oleh studi banding TPQ Sukoharjo karena Pekalongan dinilai lebih memperhatikan dan peduli terhadap pemberdayaan TPQ. (K31-52)


Sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/08/14/76748/TPQ.Sukoharjo.Berkunjung.ke.Pekalongan


Foto-foto dokumentasi


Rombongan Badko TPQ kabupaten Sukoharjo diterima oleh Kakandepag Kota Pekalongan di aula depag kota Pekalongan


Kakandepag kota Pekalongan menyambut rombongan Badko TPQ kabupaten Sukoharjo


Serah terima kenang-kenangan antara Ketua Badko TPQ kabupaten Sukoharjo dengan Kakandepag kota Pekalongan


Walikota kota Pekalongan, H.M. Basir Ahmad menyambut rombongan Badko TPQ kabupaten Sukoharjo


Serah terima kenang-kenangan antara Ketua Badko TPQ kabupaten Sukoharjo dengan Walikota kota Pekalongan

Senin, 14 September 2009

Dompet Peduli Santri (DPS)


Anak-anak sekarang akan menjadi dewasa kelak. Di pundaknya tertumpu masa depan kehidupan manusia dan dunia ini. Mereka adalah generasi muda yang akan meneruskan perjuangan dakwah Islam. Mereka muda-mudi yang akan menyongsong nasib bangsa dan Negara Indonesia yang harus lebih baik. Cerahkan masa depan mereka, bekali dengan ilmu agama yang cukup.

TKA (Taman Kanak-kanak Al-Quran), TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) dan pengajian anak adalah salah satu ujung tombak dakwah islam segmentasi anak yang sering terlupakan. Padahal perannya cukup besar dalam mencetak generasi Qurani sejak dini. Realitas saat ini umat Islam di Indonesia lebih menitik beratkan penyaluran infak dan shodaqoh untuk pembangunan fisik tempat ibadah. Masjid dibuat megah dan indah tetapi sepi dari kegiatan pembinaan generasi muda islam, sepi dari pengajian anak-anak dan remaja.

Kalaupun ada dana yang disalurkan porsinya kecil dibanding untuk pembangunan fisik masjid. Seperti apa wajah-wajah generasi masa depan jika saat ini kita melupakan dan tidak mempersiapkan bekal ilmu agama yang cukup bagi mereka ?
Salurkan dana bantuan anda kepada DOMPET PEDULI SANTRI dalam upaya menyiapkan generasi Qurani sejak dini.

Profil Dompet Peduli Santri (DPS)

A. Basic Thinking (Pemikiran dasar)
Krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia akan teratasi salah satunya dengan alih generasi yang baik. Jangan sampai kita disibukan dengan generasi saat ini sehingga kita lupa menyiapkan generasi akan datang yang harus lebih baik.
Tantangan globalisasi dan efek media yang semakin besar memudahkan masuknya budaya luar yang buruk sehingga bisa merusak aqidah dan akhlak generasi muda islam.
Belum optimalnya upaya pembinaan generasi muda islam khususnya di kabupaten Banyumas.

Lemahnya koordinasi antar TPQ.
Banyaknya TPQ yang mati / bubar dikarenakan tidak adanya pengajar / ustadz
Lemahnya system regenerasi ustadz/ah
Kurangnya pembinaan TPQ yang kotinuental.

B. Tujuan
1. Menyiapkan generasi qur’ani sejak dini
2. Pemberantasan buta huruf Al-qur’an
3. Memperkuat dakwah anak melalui TKA, TPQ dan pengajian anak sebagai upaya
menyiapkan generasi muda islam dan bangsa Indonesia yang kuat aqidah,berakhlak mulia,
senang belajar, membaca dan hidup qur’ani

C. Program
1. Existensi
Pengiriman Ustadz/dzah ke daerah yang membutuhkan adanya TPQ dan ke TPQ yang
membutuhkan ustadz/dzah.
2. Regenerasi
Pengkaderan ustadz/dzah TPQ dengan training calopn ustadz/dzah secara kontinuental.
3. Pengembangan pembelajaran
Training ustdz/dzah (metodologi pengajaran, psikologi anak, manajemen kelas, BCM,
dan lain-lain) secara kontinuental.
4. Sarana Dan Prasarana
Pemberian bantuan sarana dan prasarana TPQ untuk TPQ yang membutuhkan
(banku, papan tulis, Meida pengajaran dan lain-lain)
5. Kesejahteraan Ustadz/dzah
Pemberian bantuan kepada ustadz/dzah (baju muslim, jilbab danlain-lain)
6. Event dan perlombaan
Mengadakan event dan perlombaan antar TPQ, pada moment-moment hari besar islam.
(Gebyar Muharam, Festifal anak Solehdan lain-lain)


Sumber: http://majalahsantri.wordpress.com/

MAJALAH SANTRI (Versi Purwokerto...)


Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam. sholawat salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Sebagai bentuk peran serta REMAIS dalam membangun perkembangan TPQ di Banyumas pada khususnya dan seluruh indonesia pada umumnya ke arah yang lebih baik. kami telah menerbitkan majalah SANTRI. berikut profil dan hasil soft launching pada sabtu 10 januari 2009 di Masjid Agung Baitus Salam Purwokerto:


A. BASIC THINGKING (pemikiran dasar)
1. TPQ sebagai ujung tombak dakwah islam dalam segmentasi anak.
2. Masih lemahnya koordinasi dan silaturahmi antar TPQ
3. Realitas Kritis regenerasi ustadz/dzah berujung pada kritis eksistensi TPQ (TPQ bubar)
4. Perlunya solusi kreatif, inovatif sebagai upaya preventuf efek media dan budaya luar yang buruk.

B. ORIENTASI
1. memberikan bacaan ringan, segar, informatif, edukatif dan informatif seputar dunia TPQ.
2. media komunikasi perengkuh ukhuwah islamiyah
3. media pengembangan dakwah TPQ
4. solusi finansial even-even TPQ dan pengembangan TPQ

C. SPESIAL CARAKTER
1. Sederhana. aplikatif, learning by doing
2. Media interaksi 4 (empat) komponen TPQ, yaitu Santi, Ustadz/dzah/ pengelola TPQ, orang tua santri dan BADKO TPQ atau forum-forum TPQ, sehingga terwujud optimalisasi dakwah.

D. KONPENSASI
Majalah SANTRI beraksi dengan DOMPET PEDULI SANTRI, programnya yaitu :
1. EXISTENSI (Pengiriman Ustadz/dzah ke daerah yang membutuhkan)
2. KADERISASI (pelatihan calon Ustdz.dzah sevara berkesinambungan)
3. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (Pelatihan Ustadz.dzah dan pengelola TPQ)
4. EVEN dan PERLOMBAAN
5. SARANA DAN PRASARANA
6, KESEJAHTERAAN USTADZ/DZAH

program -program ini dibiayai oleh majalah SANTRI melalui Dompet Peduli Santri (DPS) sesuai kemampouannya dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait perTPQan (BADKO TPQ, Forum-forum TPQ, dll)

E. RUBLIK DAN APLIKASI
Rublik majalah SANTRI meliputi dunia TPQ, LIputan Event, Silaturahmi, Refleksi (suplemen wali santri), Opini Ustadz/ah, Celoteh Santri, Lembar Karyaku, kuis Islami, Kisah, Serial Anak Muslim, Kartun anak Islam. dll.

Dalam aplikasinya, majalah SANTRI juga digunakan sebagai materi suplemen pembelajaran, alternatif menenangkan santri, menampung kreatifitas santri, menambah minat baca santri dan menumbuhkan semangat mengaji santri.


untuk info lengkap silahkan hubungi :
MAJALAH SANTRI
Jl. A Yani Gang I no 1
Purwokerto Jawa tengah Indonesia
Telp : 0281-7646926
sms center dan 087 883 852 444

Kapan ya bisa menerbitkan versi Sukoharjo...?!?


Sumber: http://majalahsantri.blogspot.com/2009/01/majalah-santri.html

Kreativitas Takmir Masjid Perlu Ditingkatkan


Responden sangat mendambakan masjid yang semarak oleh kegiatan-kegiatan non keagamaan.

Pada masa kenabian dulu, masjid menjalankan multi-fungsi. Masjid merupakan pusat kegiatan umat, termasuk sebagai pusat pemerintahan. Di masjid strategi perang dibicarakan, begitu juga simulasi ketangkasan prajurit sebelum maju ke medan perang.

Masjid menjadi tempat pelantikan para duta Islam. Masjid memiliki baitul maal , lembaga pengelola keuangan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya kaum dhuafa.

Masjid juga merupakan pusat kajian keagamaan dan berbagai masalah non keagamaan. Pendek kata, segala urusan sosial kemasyarakatan dikendalikan dari masjid.

Pada konteks kekinian, masjid masih banyak didirikan. Di Indonesia, dari data Departemen Agama tahun 2004, jumlah masjid sebanyak 643.834 buah, meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, jumlah masjid dan mushala di Indonesia saat ini antara 700 hingga 800 ribu buah.

Meski begitu, ada kecenderungan masjid masa kini justru jauh dari fungsi sejatinya. Melihat persoalan ini, survei yang diselenggarakan Litbang Republika secara khusus juga ingin mengetahui kegiatan apa saja yang ramai terselenggara di masjid, kesadaran umat terhadap fungsi masjid, dan penilaian atas arti penting peran takmir masjid.

Sebanyak 83,5 persen responden tidak sependapat jika masjid hanya digunakan sebagai tempat ibadah makhdhoh saja. Bahkan sebanyak 84,2 persen memandang perlu dan bahkan sangat perlu masjid digunakan sebagai tempat kegiatan non-keagamaan (yang tentu saja berdimensi keagamaan).

Data ini memperkuat kebutuhan masjid untuk digunakan sebagai pusat pembinaan umat yang selama ini tampaknya masih jauh dari optimal. Dengan kata lain, masjid masih belum banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan non keagaamaan.

Juga tersirat dari sini, bahwa masjid sangat kurang memerhatikan kondisi sosial masyarakat sekitarnya serta segala kebutuhan material-spiritual mereka.

Dalam survei ini tidak terbukti jika tidak optimalnya fungsi masjid disebabkan kurangnya sarana yang dimiliki masjid. Sarana masjid memadai diakui sebanyak 62,4 persen responden, hanya 18,5 persen responden berpendapat fasilitas masjid kurang layak.

Ini berarti fasilitas masjid masih banyak yang sia-sia. Kendati masjid memiliki sarana memadai, aktivitas masjid kurang menarik dinyatakan sebanyak 81,4 persen responden. Ini mengindikasikan lemahnya manajemen takmir masjid dalam mengelola kegiatan.

Mengenai kemampuan dan kreativitas takmir masjid, sebanyak 53,2 persen responden mengakui takmir masjid memilikinya, namun sebanyak 46,8 persen berpendapat sebaliknya. Artinya adalah masih cukup banyak takmir masjid yang belum memiliki kemampuan dan kreativitas dalam hal ketakmiran.

Boleh jadi ini yang menjadi sebab masjid kurang menarik di mata jamaahnya. Bahkan takmir yang punya kemampuan dan kreativitas pun masih belum optimal menunjukkan kinerja ketakmiran yang baik, sebagaimana ditunjukkan dalam perbandingan kemampuan dan kreativitas takmir yang tak berbanding lurus dengan kegiatan masjid yang menarik (53,2 persen : 81,4 persen).

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya masjid telah digunakan sebagai tempat ibadah mahdhoh (shalat fardhu berjamaah dan shalat Jumat). Ini jelas masih jauh dari fungsi masjid yang sesungguhnya. Dan responden mengidamkan masjid yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah belaka, melainkan juga pusat kegiatan non keagamaan.

Jadi, fungsi masjid perlu dioptimalkan utamanya dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Maka itu, takmir masjid perlu memiliki kemampuan manajemen ketakmiran, termasuk memiliki data jamaahnya dengan segala kebutuhan dan harapan mereka terhadap masjid.

Kurang optimumnya fungsi masjid dan rendahnya kinerja takmir masjid bukan disebabkan masjid tidak memiliki sarana/fasilitas yang layak dan memadai, melainkan lebih oleh rendahnya kemampuan dan kreativitas takmir dalam mengelola kegiatan.

Untuk itu, takmir masjid perlu memiliki kemampuan dan kreativitas yang mumpuni untuk diorientasikan bagi kemakmuan masjid dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Ini menjadi tantangan bagi para takmir masjid untuk unjuk kreativitas dalam menampilkan agenda dan program kerjanya. (fif)


Sumber: Republika.co.id

Saatnya Sekolah Wajibkan Baca Tulis Alquran


By: Republika Newsroom
Minggu, 26 Juli 2009 pukul 15:33:00

SEMARANG. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis Alquran di kalangan pelajar/siswa di Jateng, sudah saatnya mendapatkan dukungan dari pemerintah. Dukungan yang dimaksud berupa kebijakan atau regulasi yang mewajibkan tiap sekolah memberikan materi pembelajaran membaca dan menulis Alquran.

Membaca dan menulis Alquran -- berikut pemahamannya -- sudah menjadi bagian dari pendidikan umat. Khususnya dalam rangka membangun ahlak dan iman generasi penerus bangsa. "Sekarang tinggal goodwill (itikad baik) dari pemerintah untuk membuat terobosan ini," ungkap Kabag Sekretariat Kanwil Depag Jateng, Drs H Suroso SAg, pada pelantikan pengurus dan Raker Badan Koordinasi Taman Pendidikan Alquran (Badko- TPQ) Jateng, di Semarang, Sabtu (25/7).

Menurutnya, pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi, sudah saatnya mewajibkan belajar dan menulis Alquran di sekolah-sekolah, sejak dari tingkat taman kanak-kanak (TK).

Demikian pula, untuk anak-anak yang telah lepas TPQ/TPA harus diberikan pendidkan lanjutnya. Bila perlu, sertifikat belajar dan menulis alquran menjadi salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk masuk ke jenjang sekolah berikutnya.

Hal ini didasarkan pada persoalan masih banyaknya pelajar yang belum menguasai kemampuan membaca dan menulis Alquran.

Ia juga mengaku pernah membaca hasil riset yang menyimpulkan bahwa jumlah pelajar tingkat SMP di sebuah kabupaten di Jateng yang menguasai kemampuan belajar dan menulis Alquran tak lebih dari 12 persen.

Di Jabar, masih ungkap Suroso, kewajiban untuk memberikan pembelajaran belajar dan menulis Alquran ini sudah dilaksanakan di tiga kabupaten. Yakni di Kabupaten Sukabumi, Indramayu, dan Cianjur. "Bahkan sebagain sudah diwujudkan dalam bentuk peraturan daerah (perda) sebagai payung hukum dari upaya membumikan kemampuan membaca dan menulis Alquran tersebut," imbuhnya.

Kanwil Depag Jateng sendiri, papar Suroso untuk mengembangkan pembelajaran membaca dan menulis Alquran akan memasukkan pembinaan TPQ/TPA dari bagian Pembinaan Masyarakat (Bimas) ke bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Depag Jateng.

Alasannya TPQ merupakan bidang yang sangat terkait dengan program pendidikan dan pembentukan karakter. Di satu sisi anggaran di Bidang Bimas Kanwil Depag hanya sekitar delapan persen dan kemampuan Kanwil Depag untuk mendukung TPQ masih terbatas.

Sedangkan porsi anggaran Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Depag mencapai 83 persen. Dengan masuk dalam bidang pendidikan agama islam, setidaknya dukungan bagi pengembangan TPQ juga akan semakin besar. "Saat ini proses ini tengah dilakukan dan tinggal menunggu perubahan struktur organisasi tata kerja (SOTK) yang baru. Paling lama tahun depan sudah akan terwujud," kata Suroso.

Terpisah Ketua Badko TPQ Provinsi Jateng, Drs Ateng Ghozali Miftah sepakat jika TPQ merupakan bagian penting dari proses pendidikan di negeri ini. Apalagi tantangan untuk membumikan kemampuan membaca dan menulis Alquran di tengah masyarakat sudah sedemikian besar. Karena itu dukungan kepada TPQ juga harus diperkuat.

"Perlu kerja keras, mengingat saat ini banyak 'hama' Alquran yang gampang menerpa generasi anak-anak. Baik lewat media elektronik maupun media-media lainnya yang bersinggungan dengan anak-anak," ujarnya. (owo/kem)


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/64902/Saatnya_Sekolah_Wajibkan_Baca_Tulis_Alquran

Senin, 07 September 2009

Sepuluh Kunci Mentadabburi Alqur'an


Kita sangat percaya dan tidak ragu lagi, bahwa apabila Alqur'an ini diturunkan kepada gunung, maka dia akan tunduk khusyu terpecah belah dikarenakan takut kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala:

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ وَتِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”. (al-Hasyr :21)

Tapi kebanyakan kita manusia yang punya matahati, malah biasa–biasa saja ketika membacanya. Kita tidak menemukan apa yang Allah gambarkan pada ayat di atas. Tidak meninggalkan bekas dan hampir tak ada bedanya dengan kita membaca buku cerita atau sejenisnya.

Di mana letak kesalahannya?

Kalau Alqur'an, kita tidak ragu lagi kalau dia adalah ayat–ayat Allah yang punya daya pengaruh yang sangat kuat. Jadi tidak ada kemungkinan lain kecuali kesalahan itu ada pada diri kita sendiri dan cara kita berinteraksi dengan Alqur'an.

Segala sesuatu pasti ada kuncinya. Kunci shalat adalah bersuci, kunci surga adalah kalimat tauhid, kunci kemenangan adalah sabar, dan kunci–kunci yang lain.Begitu juga permasalahan yang kita hadapi ini pasti ada kuncinya. Kunci agar kita khusyu ketika membaca Alqur'an, mentadabburi dan menghayatinya sepenuh hati.

Syaikh Khalid ibn Abdil Karim mencoba mencari dan memaparkan kepada kita sepuluh kunci untuk mentadabburi dan menghayati Alqur'an.

10 Kunci tersebut adalah:

Kunci Pertama: Hati yang Cinta Alqur'an

Sudah dimaklumi bahwa kalau hati sudah cinta pada sesuatu, maka dia akan tertambat, selalu ingin bertemu dan rindu padanya. Begitu juga Alqur'an. Kalau seseorang sudah cinta padanya maka dia akan selalu merasa senang membacanya dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memahami dan menyelami makna yang terkandung dalam Alqur'an. Maka lahirlah dari situ penghayatan dan pentadabburan yang sangat dalam. Sebaliknya, kalau tidak ada cinta ini, maka orang akan sangat sulit sekali menyelami makna–makna Alqur'an.

Pada kenyataan sehari–haripun kita dapatkan hal seperti ini. Anak yang cinta pelajaran dan punya semangat belajar, maka dia akan lebih mudah dan cepat menyerap pelajaran dibandingkan dengan anak yang tidak cinta ilmu dan bermalas–malasan.

Sudahkah kita cinta Alqur'an?

Cinta Alqur'an mempunyai beberapa tanda, di antaranya:

1. Gembira bila bersua dengannya
2. Duduk bersanding lama dengannya tanpa bosan
3. Selalu rindu padanya bila lama tak bertemu atau adanya kesibukan yang menghalangi dia darinya, serta selalu berusaha menghilangkan apapun penghalang antara dia dengannya
4. Selalu minta petunjuknya, percaya dan puas dengan pengarahannya dan selalu merujuk kepadanya bila mendapatkan permasalahan hidup, baik yang berat ataupun yang ringan
5. Selalu mentaatinya di perintah dan larangannya

Abu Ubaid rahimahullah berkata:
“Seorang hamba ditanya tentang dirinya hanya dengan Alqur'an. Apabila dia cinta Alqur'an, maka sungguh dia cinta Allah dan RosulNya”

Kunci Kedua: Meluruskan Tujuan Membaca Alqur'an

Ada lima tujuan yang agung ketika membaca Alqur'an, yaitu:
1. Mengharapkan pahala
2. Bermunajat dengan Penciptanya
3. Berobat
4. Mendapatkan ilmu
5. Bertujuan untuk mengamalkannya

Bilamana seorang muslim membaca Alqur'an dengan menggabungkan lima tujuan agung ini di dalam hatinya, maka pahalanya akan lebih besar dan manfaatnya akan lebih banyak.

Nabi Muhammad sallalluhu 'alaihi wasallam bersabda:

إنما الأعمال بالنيات و إنما لكل امرئ ما نوى

“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari: 1, Muslim: 1907)

Maka setaip kali niat itu lebih ikhlas, lebih murni, lebih tinggi nilainya maka pahala dan hasilnyapun akan lebih besar.

Kunci Ketiga: Sholat Malam Bersama Alqur'an

Maksudnya adalah kita membaca Alqur'an ketika shalat malam. Ini adalah termasuk kunci yang paling utama untuk bisa mentadabburi Alqur'an dengan baik. Banyak sekali dalil – dalil yang menunjukkan penting dan utamanya shalat malam, di mana amalan ini bisa menjadikan bacaan Alqur'an lebih bermakna.

Di antaranya adalah firman Allah Subhanahu Wata'ala :

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Al-Isra:79)

Juga firman Allah Ta’ala:

يَآأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ . قُمِ الَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً . نِّصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً . أَوْزِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً . إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً . إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”. (Al Muzzammil:1-6)

Nabi Muhammad Sallallahu 'alahi wasallam juga bersabda:

“Apabila seorang ahli Alqur'an mengamalkannya, dia baca Alqur'an di malam dan siang hari, niscaya hafalannya terjaga. Tapi kalau ia tinggalkan maka hilanglah hafalannya”. (HR. Muslim: 789)

Kunci Keempat: Membacanya di Malam Hari

Waktu malam, apalagi menjelang fajar adalah waktu yang sangat baik untuk menghayati dan merenungi ayat–ayat Alqur'an. Itu dikarenakan waktu itu adalah waktu yang barokah, dimana Allah turun ke langit dunia dan dibukanya pintu–pintu langit. Di samping waktu itu adalah waktu yang tenang dan sunyi.

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa membaca Alqur'an di malam hari adalah kunci tadabbur Alqur'an adalah firman Allah Ta'ala:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Al-Isra:79)

Dan juga firman Allah Ta'ala :

إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً

“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”. (Al Muzzammil:6)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma dalam hal baca Alqur'an di malam hari ini berkata : “Itu lebih mudah untuk memehami Alqur'an“

Kunci Kelima : Mengkhatamkan Alqur'an Perpekan

Inilah yang diamalkan oleh kebanyakan Shahabat radhiyallahu anhum dan para Salafussholeh, dimana mereka adalah orang–orang yang paling menghayati dan mentadabburi serta mengamalkan ayat–ayat Alqur'an.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu'anhu berkata : ”Janganlah Alqur'an itu di khatamkan kurang dari tiga hari. Khatamkanlah dalam tujuh hari sekali, dan hendaklah dijaga hizbnya (tanda penunjuk bacaannya)”

Dalam hal ini, Imam Nawawi rahimahullah berkata : “Seperti itulah amalan kebanyakan para Salaf”

Adapun Imam Suyuti rahimahullah, beliau berkata : “Amalan yang seperti ini lebih baik dan lebih seimbang. Dan itu adalah amalan kebanyakan para Shahabat dan yang lainnya”.

Kunci Keenam: Membacanya Melalui Hafalan

Orang yang hafal Alqur'an, dia lebih mudah untuk merenungi dan menghayati Alqur'an, karena Alqur'an telah mendarah daging di dalam tubuhnya dan mudah untuk menghadirkannya kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam mencela orang yang sama sekali tidah hafal Alqur'an.

Nabi Muhammad Sallallahu 'alahi wasallam bersabda:

إن الذي ليس في جوفه شيئ من القرأن كالبيت الخرب

“Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada Alqur'an walaupun sedikit, dia itu seperti rumah yang telah usang” (HR. Tirmidzi: 2913, beliau berkata: hadits hasan)

Kunci Ketujuh : Mengulang–ulang Ayat yang Dibaca

Tujuan diulang–ulangnya ayat adalah untuk memahami ayat yang dibaca. Lebih sering diulang maka pemahaman dan penghayatan akan lebih dalam. Para Salafussalih kita dahulu selalu mengulang ayat–ayat yang mereka baca, mengikuti suri tauladan mereka, makhluk yang paling mereka cintai yaitu Rasulullah sallalluhu 'alaihi wasallam.

Abu Dzar radhiyallahu anhu menceritakan: Rasulullah melaksanakan shalat malam hingga shubuh dengan mengulang-ulang satu ayat, yaitu ayat :

إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (al-Maidah:118)

Kunci Kedelapan: Mengkaitkan Alqur'an Dengan Makna dan Realita Kehidupan

Artinya adalah selalu mengaitkan apa yang kita baca dari Alqur'an dengan makna di kehidupan nyata kita sehari–hari. Apapun yang kita temukan di kehidupan kita, kita selalu ingat Alqur'an dan mengaitkan dengannya. Dengan ini Alqur'an selalu ada di dalam jiwa kita hidup dan mendarah-daging.

Kunci Kesembilan: Membaca Alqur'an Secara Tartil

Membaca tartil artinya membaca dengan perlahan tidak tergese-gesa. Ini dilakukan kita si pembaca bisa memahami dan menghayati apa yang kita baca.

Allah Ta’ala telah memerintahkan kita semua untuk membaca Alqur'an dengan tartil.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً

“Dan bacalah al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan” (al-Muzzammil:5)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini : “Maksudnya adalah: bacalah dengan pelan dan tidak tergesa-gesa, Karena yang seperti itu membantu sekali dalam memahami dan menghayati Alqur'an “

Kunci Kesepuluh: Mengeraskan Bacaan Alqur'an

Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasalam telah memerintahkan kita umatnya agar memperbagus lantunan Alqur'an dan mengeraskan bacaannya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasalam bersabda :

ليس منا من لم يتغنى بالقرأن يجهر به

“Bukanlah termasuk dari golongan kami orang yang tidak melantunkan Alqur'an dengan mengeraskan bacaannya” (HR. Bukhari: 7089 dan yang lainnya)

Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata kepada orang yang membaca Alqur'an dengan cepat :
“ Kalau kamu baca Alqur'an, maka bacalah dengan bacaan yang bisa didengar telingamu dan difahami matahatimu”.

Ibnu Abi Laila rahimahullah berkata :
” Kalau anda membaca Alqur'an maka usahakanlah didengar telingamu, karena hati itu pertengahan antara lidah dan telinga”.

Semoga kita semua bisa memahami, menghayati, mentadabburi dan mengamalkan ayat – ayat Alqur'an. Dan semoga kita mendapatkan syafaat dari Alqur'an. Amin. Wallahu A’lam.


Oleh: Abu Maryam, disarikan dari kitab "Mafatih Tadabbur Al Qur'an" oleh Syaikh Khalid ibn Abdil Karim

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT : 185 ( Ramadhan Bulan Al-Qur’an )


Setelah Allah Ta’ala mewajibkan kepada orang-orang yang beriman untuk berpuasa pada hari-hari yang telah ditentukan sebagaimana pada ayat sebelumnya, maka dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan ‘Hari-hari yang telah ditentukan tersebut’. Yang mana ia adalah hari-hari pada bulan Ramadhan. Di dalamnya Allah menurunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil. Allah berfirman…


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {185}


“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 185).


Tafsir Ayat : 185


{ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَ انُ } "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan, (permulaan) al-Qur'an", yaitu puasa yang diwajibkan atas kalian adalah bulan Ramadhan yaitu bulan yang agung, bulan di mana kalian memperoleh di dalamnya kemuliaan yang besar dari Allah Ta’ala, yaitu al-Qur'an al-Karim yang mengandung petunjuk bagi kemaslahatan kalian, baik untuk agama maupun dunia kalian, dan sebagai penjelas kebenaran dengan sejelas-jelasnya, sebagai pembeda antara yang benar dan yang batil, petunjuk dan kesesatan, orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang sengsara, maka patutlah keutamaan ini bagi bulan tersebut, dan hal ini adalah merupakan kebajikan Allah terhadap kalian, dengan menjadikan bulan ini sebagai suatu musim bagi hamba yang diwajibkan padanya berpuasa.



Lalu ketika Allah menetapkan hal itu, menjelaskan keutamaannya dan hikmah Allah Ta’ala dalam pengkhususannya itu, Dia berfirman, { فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ } "Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu" ini merupakan keharusan berpuasa atas orang yang mampu, sehat lagi hadir, dan ketika nasakh itu memberikan pilihan antara berpuasa dan tebusan (khususnya), ia mengulangi kembali keringanan bagi orang sakit dan musafir agar tidak diduga bahwa keringanan tersebut juga dinasakh, Allah berfirman, [يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ] "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" maksudnya, Allah Ta’ala menghendaki hal yang memudahkan bagi kalian jalan yang menyampaikan kalian kepada ridhaNya dengan kemudahan yang paling mudah dan meringankannya dengan keringanan yang paling ringan.


Oleh karena itu, segala perkara yang diperintahkan oleh Allah atas hamba-hambaNya pada dasarnya adalah sangat mudah sekali, namun bila terjadi suatu rintangan yang menimbulkan kesulitan, maka Allah akan memudahkannya dengan kemudahan lain, yaitu dengan menggugurkannya atau menguranginya dengan segala bentuk pengurangan, dan hal ini adalah suatu hal yang tidak mungkin dibahas perinciannya, karena perinciannya adalah merupakan keseluruhan syariat dan termasuk di dalamnya segala macam keringanan-keringanan dan pengurangan-pengurangan.

{ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ} "Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya" ayat ini wallahu 'alam agar orang tidak berfikir bahwa puasa itu dapat dilakukan hanya dengan separuh bulan saja, Allah menolak pemikiran seperti itu dengan memerintahkan untuk menyempurnakan bilangannya, kemudian bersyukur kepada Allah saat telah sempurna segala bimbingan, kemudahan dan penjelasanNya kepada hamba-hambaNya, dan dengan bertakbir ketika berlalunya perkara tersebut, dan termasuk di dalam hal ini adalah bertakbir ketika melihat hilal bulan Syawwal hingga selesainya khutbah 'id.


Pelajaran dari Ayat


Penjelasan tentang ‘Hari-hari yang ditentukan’ dalam ayat sebelumnya yang disebutkan secara tidak jelas hari apa yang dimaksud… yang mana hari tersebut adalah hari-hari pada bulan Ramadhan.

Keutamaan bulan Ramadhan, yang mana Allah Ta’ala mewajibkan kepada hambaNya pada bulan ini, dan cukuplah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan, beliau bersabda, “Apabila telah tiba bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Muslim), sabda beliau yang lain, “Barang siap berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (dari Allah) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa melakukan Shalat (tarawih) pada bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (dari Allah) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu).” (HR. Bukhari)

Allah Ta’ala menurunkan al-Qur’an pada bulan yang mulia ini, sehingga bulan tersebut juga disebut sebagai ‘Syahrul Qur’an’ (bulan Al-Qur’an), sebagai petunjuk bagi manusia, dan pembeda antara yang haq dan yang bathil. Dan menurut dhahirnya ayat bahwa yang dimaksud Al-Qur’an diturunkan pada bualn mulia ini adalah ‘Permulaan diturunkannya alqur’an’. Adapun atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma ‘bahwasanya al-Qur’an diturunkan dari Lauhul mahfudz ke Baitil ‘izzah di bulan Ramadhan, yang di ambil oleh malaikat Jibril lalu diturunkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’, yang dikeluarkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqi adalah atsar yang dha’if, sebagaimana hal itu diungkapkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam menafsiri ayat ini.

Wajibnya berpuasa di bulan Ramadhan atas orang-orang yang mukallaf, setelah masuknya bulan Ramadhan, baik masuknya bulan tersebut diketahui dengan cara melihat hilal atau dengan menggenapkan 30 hari bulan Sya’ban ketika mendung. dan tidak wajib berpuasa sebelum jelas masuknya bulan Ramadhan. Dan yang dimaksud ‘mukallaf’ ia adalah seorang muslim, berakal, baligh, dan bagi seorang wanita terbebas dari haid dan nifas.

Adanya rukhshah (keringanan) untuk tidak berpuasa bagi orang yang sakit yang khawatir semakin lama sembuhnya atau semakin parah, dan bagi musafir dengan safar yang dibolehkan baginya untuk mengqashar shalat.

Wajibnya mengqadha’ bagi orang yang tidak berpuasa karena udzur yang dibolehkan syari’at, di hari-hari yang lainnya.

Mudahnya syariat Islam, dan meniadakan kesulitan dan kesempitan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dalam sabdanya, “Agama Allah ini mudah”, sabda beliau yang lain dalam kitab Shahih Bukhari, “Permudahlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat lari”.

Disyari’atkannya takbir pada malam ied dan siang harinya. Dan takbir ini adalah merupakan bagian dari rasa syukur terhadap nikmat hidayah Islam.

Ketaatan adalah merupakan bentuk perwujudan rasa syukur. Barang siapa tidak mentaati Allah dan rasul-Nya berarti ia tidak bersyukur dan tidak termasuk golongan orang-orang yang bersyukur.


Sumber: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatquran&id=122
Referensi:
1. Tafsir as-Sa’diy
2. Tafsir al-Qur’an al-Karim, karya Syaikh Ibnu Utsaimin.
3. Aisar at-Tafasir.

Hubungan Antara Tadabbur Alqur'an Dengan Puasa


Dari Abdullah ibn Amr radiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ويقول القرآن منعته النوم بالليل فشفعني فيه قال فيشفعان

“Puasa dan Alqur'an memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat". Puasa berkata : “Yaa Rabbi, saya menahan dia dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Alqur’an berkata : “Saya menahannya dari tidur di malam hari maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Maka keduanyapun memberi syafaat. ( Shahih Targhib wat Tarhib : 1/483 (969) )

Sungguh antara Alqur'an dan puasa mempunyai hubungan yang sangat erat, karena salah satu hikmah yang paling agung dan yang paling penting dari disyariatkannya puasa di siang hari Ramadhan adalah untuk menyiapkan hati agar bisa mentadabburi Alqur'an pada waktu membacanya di qiyamullail (tarawih). Tapi yang kita lihat, banyak manusia menyia – nyiakan kebaikan yang agung ini dimana mereka berlebih – lebihan dalam makan dan minum waktu buka dan makan malam.

Ilmu kedokteran modern dan pengobatan alternatif telah menetapkan urgensinya puasa dalam rangka menjernihkan hati dan peranannya baik dalam bidang kerohanian atau juga dalam bidang jasmaniyah.

Saya (penyusun) amat yakin akan hikmah disyariatkannya puasa, tanpa harus lelah merujuk dan meluangkan waktu untuk membaca buku – buku tentang hikmah puasa. Karena cukup bagi kita firman Allah Subhanahu Wata'ala :

وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.(al-Baqarah : 184)

Itu adalah risalah dari Tuhan semesta alam, dimana dia membawa sangat banyak sekali arahan dan bimbingan. Allah telah menetapkan bagi kita kaidah yang sangat agung ini yaitu: “Bahwa puasa itu lebih baik bagi kita”. Sebagian kebaikan puasa telah terbukti dengan pembuktian melalui pengalaman dan juga melalui pembuktian para ulama yang telah mengukuhkan pentingnya hubungan antara puasa dengan fikiran, pemahaman dan tadabbur.

Sungguh realita kebenaran tentang hal ini dan juga penjelasan – penjelasan dan pengalaman para peneliti, baik dari kalangan ulama Islam atau dari selain Islam tidak bisa dituangkan dalam satu buku saja. Penjelasan dan pengalaman mereka yang tidak dikutip jauh lebih banyak. Hanya sedikit dari mereka yang menemukan hal ini dan menceritakanya dan menyebutkan apa yang ia dapat. Adapun selain mereka, banyak yang menemukan hal ini tapi tidak menceritakan.

Kalau anda benar – benar ingin mentadabburi Alqur'an dan Alqur'an berbekas pada diri anda, maka anda harus menggunakan kunci ajaib ini. Apalagi di bulan Ramadhan dimana bulan ini adalah bulan puasa, yaitu puasa yang benar. Dimana orang yang berpuasa dengan benar sangat ingin sekali mengamalkan kandungan hadits Miqdam Ibn Ma’di Karib dimana beliau mendengar bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

ما ملأ أبن آدم وعاء شرا من بطن بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه . فإن كان لا محالة فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه

“Tiada tempat yang paling buruk yang dipenuhi oleh manusia daripada perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap saja untuk menegakkan tulang belakangnya, dan jika tidak maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim. Imam Tirmidzi berkata : hadits hasan)

Hadits ini adalah sumber dasar yang menghimpun seluruh dasar ilmu kedokteran.
Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi Masawaih sang dokter, pada saat membaca hadits ini dalam kita Abi Khaitsamah rahimahullah beliau berkata : “Kalau orang – orang menggunakan hadits ini, niscaya mereka terbebas dari berbagai penyakit dan derita dan pasti tempat – tempat berobat dan apotek akan sepi”.

Bukanlah arti puasa itu anda menahan diri dari makan dan minum beberapa saat, kemudian anda melampiaskannya dengan makan yang lebih banyak. Ini dengan tanpa ragu, bukanlah puasa yang bermanfaat. Puasa yang bermanfaat bagi pelakunya adalah yang dilalui tanpa rasa kenyang pada waktu berbuka.

Sebagian pemuda berkata : “Saya sudah puasa, tapi saya tidak mendapatkan penwar (dari syahwat) sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam. Kita jelaskan : ya seperti itu kalau kamu pada waktu berbuka melampiaskan puasamu dan makan lebih banyak daripada sebelumnya. Ini bukanlah puasa yang benar tapi menyiksa dan menyakiti badan. Karena tujuan dari puasa secara umum adalah untuk menjaga tubuh dan secara khusus untuk menjaga hati dari racun–racun makanan dan minuman. Inilah kandungan sabda Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam :

فإنه له وجاء

"Sesungguhnya pada puasa itu ada penawar”

Itu dikarenakan jikalau hati istirahat dari berbagai racun makanan dan minuman maka akan jernih dan lembut.

Al-Marwazi rahimahullah berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdillah ( Imam Ahmad ) Mungkinkah seseorang menemukan hatinya lembut waktu kenyang ?” Imam Ahmad rahimahullah menjawab : “Saya kira tidak”

Ibnu Umar radiyallahu'anhu berkata : “Saya belum pernah kenyang semenjak saya masuk Islam”

Muhammad Ibn Wasi’rahimahullah berkata : “Barangsiapa sedikit makanannya dia akan faham dan akan lebih faham, jernih dan lembut. Sungguh banyak makan itu membuat malas untuk melakukan hal – hal yang perlukan”

Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata : “Jikalau kamu menginginkan keperluan dunia atau akhirat, maka janganlah makan kecuali kalau sudah selesai, karena makan mengubah akal”

Al-Qotsam al-‘Abid rahimahullah berkata : “Telah tersebar bahwa : Tidaklah orang itu sedikit makannya kecuali pasti hatinya akan lembut dan matanya berlinang”

Abu Imran al-Jauni rahimahullah berkata : “Telah tersebar bahwa barangsiapa yang ingin hatinya terang maka sedikitkanlah makan ”

Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menulis untuk Utsman Ibn Zaidah : “Kalau anda ingin badan anda sehat dan tidur sedikit, maka sedikitkanlah makan”

Ibrahim Ibn Adham rahimahullah berkata : “Barangsiapa menguasai perutnya, maka dia telah menguasai agamanya. Barangsiapa bisa mengendalikan rasa laparnya maka dia memiliki akhlaq yang baik”

Hasan Ibn Yahya al-Khusyani rahimahullah berkata : “Barangsiapa ingin bercucuran air matanya dan lembut hatinya, maka hendaklah dia makan dan minum untuk setengah perutnya”

Syafi’i rahimahullah berkata : “Sungguh, kenyang itu membuatv badan malas, menghilangkan kecerdasan, mendatangkan kantuk dan melemahkan diri dari beribadah ”
Wallahu A'lam.


(Abu Maryam, diambil dari kitab Mafatih Tadabbur Alqur'an karya Syaikh Khalid ibn Abdil Karim dengan sedikit perubahan)
Sumber: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatquran&id=124

Guru TPQ Kendal Dapat Bantuan Pemkab Rp 1, 8 Milyar


Kendal,27/8(Pinmas). Sebanyak 9.453 guru Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan Madrasah Diniyah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menerima bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat sekitar Rp1,8 miliar.

Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkab Kendal, Biyanto, di Kendal, Rabu, mengatakan, setiap guru itu menerima bantuan uang transportasi sebesar Rp200.000 dari alokasi APBD setempat.

"Pemberian dana diberikan secara langsung kepada para guru di masing-masing eks-kewedanan," katanya.

Ia menjelaskan, guru TPQ, penerima bantuan itu sebanyak 4.282 orang dengan total dana Rp 856,4 juta sedangkan guru madrasah diniyah sebanyak 5.153 orang dengan total dana satu miliar rupiah.

"Data penerima bantuan transportasi berasal dari Departemen Agama (Depag). Kita hanya memberikan dananya karena semua data ada di Depag setempat," katanya.

Ia menambahkan, para penerima bantuan transportasi itu umumnya sudah mengabdi minimal selama satu tahun. Pada 2008, mereka juga menerima bantuan serupa dari pemkab setempat.

"Saya harap tahun-tahun berikutnya bantuan untuk pos ini tetap bisa tersalurkan, karena mereka sama-sama guru yang mengajar anak untuk menjadi pintar," katanya.

Menurut dia, bantuan tersebut merupakan kepedulian pemkab terhadap kemajuan bidang pendidikan di daerah itu.


Sumber: http://www.depag.go.id/index.php?a=detilberita&id=4327

Rabu, 02 September 2009

Puasa, Detoks Alami

Sering sakit kepala atau mudah lelah ternyata merupakan salah satu indikasi jumlah toksin dalam tubuh sudah melampui batas kemampuan sistem pembuangan. Dalam kondisi seperti ini, kita butuh terapi atau program detoks tambahan. Berpuasa merupakan cara detoksifikasi alami yang aman dan efektif. Toksin dalam ilmu gizi adalah semua zat yang tidak diperlukan tubuh dan akan meracuni sel-sel tubuh jika jumlahnya berlebihan. Racun-racun ini berasal dari polusi, asap rokok, bahan pengawet, obat-obatan, hingga stres.

Di dalam tubuh racun-racun ini akan memicu terjadinya berbagai kondisi penyakit, menyebabkan tubuh kekurangan energi, dan penuaan dini. Detoksifikasi yang benar, menurut dr.Samuel Oetoro, MS, ahli gizi dari Semanggi Clinic, adalah dengan cara memberi kesempatan bagi tubuh agar lebih leluasa melakukan pembuangan. Organ yang memegang peranan kunci dalam proses detoksifikasi adalah saluran pencernaan.


Saat kita berpuasa, tubuh secara alami akan menurunkan intensitas proses pencernaan serta meningkatkan proses pembuangan racun dari dalam tubuh. "Selama berpuasa kurang lebih 14 jam, sel-sel dan organ tubuh yang berhubungan dengan saluran cerna beristirahat dari menerima segala jenis makanan, tetapi metabolisme masih berjalan untuk membakar sel-sel yang tidak diperlukan tubuh dan membuangnya," kata Samuel.


Selain itu, saat puasa makanan yang masuk ke dalam tubuh juga lebih sedikit. Otomasis racun-racun dalam makanan yang masuk pun sedikit. Karenanya, proses detoks akan berjalan lebih efektif. Meski demikian, proses pembuangan racun tidak bisa berlangsung dengan cepat. Apalagi jika racun sudah terbentuk lama, proses pengeluarannya pun butuh waktu. Proses pembersihan tubuh saat puasa biasanya baru terjadi sesudah beberapa hari setelah puasa.


Nah, agar detoks alami ini memperoleh hasil maksimal, perbanyak konsumsi air putih atau jus buah segar saat sahur dan berbuka. Konsumsi pula sayur dan buah segar selama puasa. "Makanan tinggi air dan serat akan membantu melancarkan pembuangan dari usus. Selain itu serat akan membuat perut kenyang lebih lama," kata Samuel.


Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un...

Segenap Pengurus Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al Qur'an (Badko TPQ) Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo bersimpati yang sedalam-dalamnya atas musibah gempa yang terjadi di Tasikmalaya dan sekitarnya, Rabu (2/9) lalu.

Semoga saudara-saudara yang tertimpa musibah diberi ketabahan dalam menjalani cobaan ini dan bisa mengambil hikmah atas kejadian tersebut. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamin.....


















Salurkan Kepedulian Kita Melalui:
GERAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
atau melalui jalur-jalur bantuan lainnya




Sumber Foto-foto: http://regional.kompas.com

Pengin cari artikel lainnya...?!?