"Belajarlah terus, karena bisa saja ilmu yang kita miliki sudah kadaluarsa atau bahkan salah. Belajarlah sampai akhir hayat."

Kamis, 29 April 2010

Edan, 80 Persen Rekrutan Teroris Remaja

SOLO, KOMPAS.com. Sebanyak 500 orang lebih teroris yang berhasil digerebek kepolisian, sekitar 80 persen diantaranya, adalah generasi muda.

Hal tersebut dikatakan, inisiator Barisan Tolak Terorisme, Nasir Abas, saat melakukan sosialisasi tentang bahaya terorisme bagi generasi muda oleh Barisan Tolak Terorisme, di Pondok Pesantren Al Muayyad Solo, Kamis (29/4/2010).

Menurut Abas, jaringan terorisme sebagian besar merekrut pemuda yang berusia antara 18 tahun hingga 30 tahun atau belum berkeluarga.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan sosialisasi tersebut bertujuan untuk menangkis ajakan atau rekrutmen kaum muda untuk masuk ke jaringan terorisme.

Siswa Baru di Tasikmalaya Disyaratkan Bisa Baca AlQuran

TASIKMALAYA. Siswa baru akan masuk sekolah pada tingkatan lebih tinggi SMP maupun SMA sederajat harus mampu membaca dan menulis ayat suci Al Quran sebagai salah satu syarat seleksi penerimaan masuk sekolah di Tasikmalaya. "Penerimaan siswa baru sekarang seperti tahun sebelumnya, yakni siswa baru harus bisa baca Al Quran," kata kepala Dinas Pendidikan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Drs H Endang Suherman, Kamis.

Menurut dia, setiap sekolah swasta terutama negeri yang menggelar penyeleksian murid baru sudah dimbau, yakni selain menguji kemampuan ilmu dan pengetahuan kepada calon siswanya, juga harus ditanya soal kemampuan membaca dan menulis Al Quran. Seleksi tersebut sebagai upaya agar para siswa selain cerdas dalam ilmu dan pengetahuan pada umumnya, juga sebagai memperdalam ajaran agama Islam kepada generasi muda. "Kami harapkan siswa harus mampu membaca maupun menulis Al Quran, selain pintar dalam ilmu pendidikan formalnya," katanya.

Sementara itu kata dia, imbauan tersebut merupakan peraturan dari wali kota Tasikmalaya yang sudah berjalan pada tahun sebelumnya agar seluruh siswa sejak di taman kanak-kanak sudah diajarkan membaca dan menulis Al Quran. Ia menjelaskan, siswa yang sebelumnya pernah sekolah sambil pesantren atau sekolah agama dan memiliki berkas nilai dan bukti bisa baca dan tulis Al Quran maka pihak sekolah dapat langsung menerimanya tanpa harus diuji kembali.

Rabu, 28 April 2010

Ustadz sebagai Contoh Akhlak Santri

Ustadz-ustadzah sebagai seorang pengajar di TPA sangat dimungkinkan sebagai contoh bagi santri. Santri yang notabene masih kecil hanya bisa meniru orang-orang di sekelilingnya karena mereka memiliki sifat suka meniru. Lalu bagaimana sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh ustadz-ustadzah? Jawabannya mereka haruslah menjadi teladan yang baik bagi para santri. Tentunya dengan bersikap yang baik di hadapan mereka. Karena sikap yang ditunjukkan lebih mudah diterima daripada kata-kata.

Didiklah dengan keteladanan. Dan keteladan yang paling utama sebagai contoh bagi ustadz-ustadzah adalah Rasulullah SAW. Dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 21 disebutkan ‘sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kiamat dan banyak mengingat Allah’. Sebagaimana dalam sebuah cerita ketika Ibnu Aisyiah ditanya bagaiman akhlak Rasul. Ibnu Aisyiah menjawab akhlak Rasul adalah Al Quran.

Menjadi Pemuda yang Hatinya Terkait Masjid

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah: 114)

Para sahabat atau orang-orang terdahulu adalah orang yang memiliki perjuangan yang teguh. Mereka senantiasa menjaga akidah Islamnya walaupun mereka ditimpa kesengsaraan, cobaan dan permusuhan dari orang-orang kafir. Mereka yakin bahwa pertolongan Allah telah dekat dan surga menanti mereka dan mereka cinta syahid.

TEKNIK BERCERITA UNTUK ANAK USIA DINI

Kak Bimo Master Dongeng Indonesia

Kata Pengantar

Ada suatu ungkapan yang berbunyi ”Seorang Guru yang tidak bisa bercerita, ibarat orang yang hidup tanpa kepala”. Betapa tidak, bagi para pengasuh anak-anak (guru, tutor) keahian bercerita merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai. Melalui metode bercerita inilah para pengasuh mampu menularkan pengetahuan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur secara efektif, dan anak-anak menerimanya dengan senang hati.

Pada saat ini begitu banyak cerita yang tersebar, namun masih jarang tulisan dari para praktisi ahli cerita , yang mampu mengarahkan secara khusus untuk ditujukan kepada anak-anak usia dini, sehingga penceritaan yang disampaikan kurang mengena. Apalagi model cerita yang secara khusus didasarkan pada material kurikulum pengajaran di TPA/KB/RA/BA/TK yang berlaku. Padahal panduan praktis semacam ini sangat dibutuhkan oleh tenaga pendidik di seluruh Nusantara. Pada umumnya mereka masih terbatas pengetahuannya tentang metode bercerita.

Tulisan ini kami susun dengan maksud agar menjadi salah satu bahan pengayaan ketrampilan mendidik anak, bagi para pendidik anak usia dini dalam kegiatan kepengasuhan yang mereka lakukan.
Ada pergeseran menarik pada umat Islam Indonesia dalam soal mempelajari Alquran. Dulu, mereka yang melek terhadap Alquran terdapat di kampung-kampung. Kini kondisinya sedikit berbalik. Kesadaran melek Alquran justru kini muncul di perkotaan. Hal itu disebabkan mereka secara terbuka bisa menerima berbagai metode mutakhir untuk mempelajari Alquran. Masyarakat pedesaan sangat sulit untuk menerima pembaharuan metode mempelajari Alquran. Bahkan, ada yang sampai mengharamkan. Padahal, metode baru itu muncul untuk menyempurnakan metode yang sebelumnya ada. Tujuannya sama yaitu untuk memudahkan cara belajar dan melek huruf Alquran.

Perkembangan ini diawali dengan ditemukannya metode belajar Al quran Qiroaty oleh almarhum KH. Dahlan Salim Zarkasi. Pada tanggal 1 Juli 1986 beliau mendirikan TK Al Quran Raudhatul Mujawwidin di Semarang yang pertama di Indonesia. Berdirinya TK Al Quran ini menjadi awal gerakan yang spektakuler. Gerakan ini menjadi lebih berkembang lagi setelah ditemukan metode Iqro’ oleh almarhum KH As’ad Humam dari Yogjakarta yang mendapat inspirasi dari Qiroaty. Beliau mendirikan TK AlQuran pada 16 Maret 1988 di Kotagede. Setahun kemudian, ide beliau direspon oleh anak-anak muda Islam yang tergabung di dalam Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang pada Munasnya ke-5 di Surabaya 27 -30 Juni 1989 menjadikan TK Al Quran ini sebagai program nasional. Pertumbuhan TK Al Quran dilanjutkan dengan munculnya Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).

TPQ Akan Diakreditasi Mulai 2010

ANTARA. Penyelenggaraan Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Jawa Tengah mulai 2010 akan mendapatkan akreditasi dan penilaian dari Badan Koordinasi (Badko) TPQ Jateng secara bertahap.
"Jumlah TPQ yang tersebar di Jateng saat ini mencapai sekitar 22 ribu unit, sehingga perlu dilakukan upaya pembinaan dan pengembangan," kata Ketua Umum Badko TPQ Jateng, Ateng Chozany Miftah di Semarang, Ahad.

Menurut dia, salah satu upaya strategi untuk membina dan mengembangkan lembaga bermisi dakwah tersebut dilakukan akreditasi dan penilaian terhadap setiap penyelenggaraannya, terutama di wilayah Jateng.

Ia mengatakan, dengan jumlah TPQ di Jateng sekitar 22 ribu unit tersebut, proses akreditasi akan selesai dalam waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, tergantung ketersediaan anggaran.

Badko TPQ Grogol adakan Training Ustadz-Ustadzah TPQ

Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al Qur’an (Badko TPQ) Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo adakan Training Ustadz-Ustadzah TPA/TPQ/TK/PAUD se-Kecamatan Grogol bertempat di kompleks Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Putra, Telukan, Grogol, Sukoharjo, Ahad (25/4) lalu. Kegiatan yang menghadirkan Tim Trainer dari Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur’an LPTQ Nasional di Yogyakarta “Tim Tadarus AMM Yogya” tersebut diikuti oleh 200 peserta. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang rencananya akan diadakan oleh Badko TPQ Kecamatan Grogol setiap tahunnya, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan Ustadz-Ustadzah dalam proses pembelajaran dan pengelolaan TPQ.

Adapun Materi yang disampaikan pada kesempatan itu antara lain: Prinsip-prinsip Metodologi Iqro’, Profil Ustadz Ideal, dan Panduan Praktis Pengelolaan TKA/L-TPA/L-TQA. Pada kesempatan itu, Ustadz As’ad Humam, salah seorang Tim Trainer menyampaikan bahwa pemberantasan buta huruf Al Qur’an di kalangan masyarakat umum sangat perlu dilakukan oleh semua pihak, salah satunya melalui TPA/TPQ. Pasalnya prosentase buta huruf Al Qur’an, dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 1950, umat islam Indonesia yang tidak mampu membaca Al Qur’an hanya ada 17%, dan pada tahun 1980 meningkat menjadi 56%. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pengurus Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta bekerjasama dengan Dewan Dakwah Indonesia (DDI) pada tahun 1988 didapati fakta bahwa 75% pelajar SMA di Jakarta buta huruf Al Qur’an.

Ibnu Miskawaih, Mendorong Pendidikan Sejak Dini

Pendidikan sejak dini bagi seorang anak akan membuat mereka kelak menjadi manusia yang baik.

Pendidikan bukanlah ranah asing bagi Ibnu Miskawaih. Ia telah lama bergelut di bidang tersebut walaupun lebih dikenal sebagai filsuf dan lekat dengan bidang etika. Maka, berserak pula uraian konsep-konsepnya tentang pendidikan.

Dalam salah satu karyanya, Tahdhib al-Akhlaq , cendekiawan Muslim asal Ray, Persia, ini menyatakan, pendidikan menunjukkan tugas dan kewajiban yang harus dilakukan orang dewasa, terutama orang tua kepada anak-anaknya.

Menurut Miskawaih, orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, yang berisi pengetahuan, moralitas, adat istiadat, dan perilaku yang baik. Langkah ini untuk mempersiapkan mereka agar menjadi manusia yang baik.

Mahasiswa Pengafal Alquran Lebih Cerdas

SURABAYA. Ada cerita menarik dari Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Drs H Syaifullah Yusuf, tentang secuil hikmah dan manfaat bagi penghafal Alquran. Menurut wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini, penghafal Alquran ternyata lebih cerdas dibanding orang lain yang hanya bisa membaca dan tidak hafal. "Ini sudah dibuktikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang," kata Gus Ipul saat memberi sambutan dalam Silaturami Alquran Bayan di Hotel Sahid Surabaya, kemarin.

Selama ini, kata Gus Ipul, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memang menerapkan kebijakan cukup langka. Perguruan tinggi ini memberikan perlakukan istimewa kepada para mahasiswa maupun calon mahasiswa yang hafal Alquran. Para mahasiswa dan calon mahasiswa hafal Alquran ini dibebaskan dari SPP dan biaya pendidikan lainnya aliat gratis kuliah di UIN Malang sampai lulus.

Yang lebih mencengangkan, lanjut Gus Ipul, ternyata setiap tahun semua lulusan terbaik dari seluruh fakultas di kampus itu adalah mahasiswa yang hafal Alquran. "Ini membuktikan bahwa bmembaca dan menghafal Alquran tidak menghambat belajar, tapi malah menambah kecerdasan mereka," ungkap Gus Ipul.

Pengin cari artikel lainnya...?!?