“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah: 114)
Para sahabat atau orang-orang terdahulu adalah orang yang memiliki perjuangan yang teguh. Mereka senantiasa menjaga akidah Islamnya walaupun mereka ditimpa kesengsaraan, cobaan dan permusuhan dari orang-orang kafir. Mereka yakin bahwa pertolongan Allah telah dekat dan surga menanti mereka dan mereka cinta syahid.
Kita tentu tahu kisah Bilal. Bilal adalah di antara 7 orang yang pertama menzahirkan keIslaman secara terangan meskipun diancam oleh kafir musyrik. Mengetahui Bilal telah memeluk Islam, tuannya menyiksa Bilal dengan memakaikan baju besi dan kemudian dijemur di padang pasir yang sangat panas. Bilal tetap mengatakan ‘Ahad! Ahad!’ Mereka kemudian meletakkan batu besar di atas badannya. Bilal rela mati daripada menukar pegangan agamanya yang haq kepada yang bathil. Abu Bakar terus berjumpa Umaiyah yang sedang menyiksa Bilal dan kemudian meminta Bilal dibebaskan. Sebagai ganti Abu Bakar menyerahkan seorang hamba hitam yang lebih kuat sebagai tebusan.
Islam saat ini bisa diibaratkan laksana buih di lautan, berjumlah banyak namun tidak berarti. Jumlah umat Islam saat ini lebih dari satu setengah milyar dari penduduk dunia. Jauh lebih banyak dari orang Yahudi yang hanya jutaan namun mampu menguasai pemerintahan negara-negara besar di dunia. Rasulullah menggambarkan bahwa besok umat Islam berjumlah banyak namun tidak berarti. Mereka mayoritas, namun di dalam dada mereka telah dicabut rasa ketakutan dan menjadi kecintaan terhadap dunia dan cinta dunia –wahn-.
Maka jadilah kita salah satu golongan dari tujuh golongan yang dirindukan surga adalah para pemuda yang hatinya selalu terkait di masjid.
Oleh: Ust. Ir. Nanang, disampaikan dalam Siluet bulan Maret di TPA Darussalam, Pujokusuman
Sumber: badkomergangsan.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar