Sekarang kita berada di bulan mulia itu, alangkah merugi kalau kita menyia-nyiakan. Abu Sa’id ra menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi), ‘Barangsiapa yang disibukkan oleh al-Qur’an dan dzikir kepada-Ku ketimbang meminta kepada-Ku, niscaya Aku berikan kepadanya sebaik-baik yang aku berikan kepada orang-orang yang meminta kepada-Ku. Keutamaan kalam Allah atas semua kalam bagaikan keutamaan Allah atas semua mahluknya.” (HR Tirmidzi)
Pada bulan Ramadhan, al-Qur’an menempati kedudukan yang sangat istimewa. Kita tempatkan bulan di rumah kita bulan ini secara istimewa. Seperti layaknya menyambut tamu agung.
Dari Abdullah bin Amr ra disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Puasa dan al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada manusia nanti di hari kiamat. Puasa berkata, ‘Ya Rabb! Aku cegah ia dari makan dan segala yang ia sukai pada siang hari. Izinkanlah aku memberikan syafaat kepadanya. Al-Qur’an pun berkata, “Aku cegah ia dari tidur di malam hari. Izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya. Kemudian kedua-duanya memberikan syafaat.” (HR Ahmad)
Rasulullah adalah teladan istimewa di bulan Ramadhan. Rasulullah saw selalu duduk dalam majelis pengajian mempelajari dan mengulangi al-Qur’an dengan bimbingan malaikat Jibril as. Abdullah bin Abbas ra berkata, “Malaikat Jibril as selalu menjumpai Rasulullah saw pada setiap malam bulan Ramadhan dan mengajarinya al-Qur’an.” (HR Imam Bukhari)
Ramadhan adalah bulan yang bertabur anugerah Ilahi, sayang nian jika terlewatkan begitu saja. Perkembangan zaman yang menuntut kesibukan manusianya menjadikan berubahnya kebiasaan di keluarga. Seperti saat makan bersama, ini menjadi kesempatan yang jarang bisa dilakukan.
Namun seiring datangnya Ramadhan, kebersamaan itu bisa kita wujudkan. Ada dua waktu yang memungkinkan untuk kumpul bersama yakni saat ifthar dan sahur. Bila saat ifthar kita masih terjebak macet, maka kita bisa menikmati makan bersama keluarga, saat makan sahur.
Saat makan bersama itulah orang tua bisa melihat perkembangan anak secara nyata dari perilakunya. Kesempatan yang baik itu harus bisa dimanfaatkan orang tua untuk memberi masukan. Seorang ibu bisa meminta kepada suaminya untuk memanfaatkan saat makan bersama ini untuk memberi nasihat-nasihat kepada putra-putrinya. Karena sang ibu yang kerap bersama anak-anak tahu perkembangan anak, dia bisa menyampaikan kepada ayah tentang perkembangan itu. Dan ayah bisa menambahkannya dengan memberi masukan dari sisi seorang ayah. Pendek kata, ada nuansa lain dari keberkahan saat sahur ini.
Ramadhan adalah syahrul Qur’an, bulan diturunkannya al-Qur’an. Maka sangat dianjurkan untuk membaca al-Qur’an dan menghidupkan bulan ini dengan bacaan al-Qur’an. Taruhlah al-Qur’an di tempat yang mudah dijangkau anak-anak kita. Seperti yang dianjurkan oleh DR Akram Ridha dalam bukunya Buyutina fi Ramadhan; sedikitnya membaca satu juz setiap hari, sehingga khatam sekali di bulan Ramadhan.
Satu juz sehari itu minimal karena bisa jadi menjelang lebaran ada kesibukan lain seperti mudik, membeli baju anak-anak atau urusan dapur. Saat inilah komitmen kita diuji agar cahaya al-Qur’an di rumah kita tidak redup karenanya. Maka harus ada satu waktu khusus yang menjadi komitmen untuk tadarus al-Qur’an. Inilah yang kita tanamkan pada buah hati kita.
Selain membaca, alangkah indahnya bila juga meresapi makna dari kandungan ayat yang kita baca. Tentu kita harus membaca arti dari ayat-ayat tersebut. Selain itu juga kita mencari tahu dari asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat). Bila masing-masing anggota keluarga melakukan hal yang sama, kita bisa bertukar pandangan. Bukankah al-Qur’an penuh dengan kisah? Tentu penyampaian cerita ini akan menggugah cahaya ilahi di relung hati anak kita.
Pada saat-saat tertentu kita juga bisa mengulang-ulang hafalan. Banyak cara sebenarnya untuk mengecek hafalan, baik melalui sarana elektronik seperti MP3 bahkan sekarang ini tersedia handphone yang dilengkapi al-Qur’an.
Bagaimana dengan kualitas bacaan? Tak ada salahnya, kalau selama Ramadhan memanggil guru untuk mengevaluasi tajwid anggota keluarga. Karena Ramadhan bulan al-Qur’an biasanya masjid-masjid ramai dengan halaqah al-Qur’an.
Anas bin Malik ra menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya sering dibaca al-Qur’an akan banyaklah kebaikannya. Adapun rumah yang di dalamnya tidak pernah dibaca al-Qur’an akan sedikitlah kebaikannya.” (HR al-Bazzar) Semoga Allah merahmati kita dengan membari kemampuan untuk menjaga cahaya al-Qur’an di rumah kita hingga Ramadhan berikutnya. Amin.
Sumber: Sabili Online
0 komentar:
Posting Komentar