"Belajarlah terus, karena bisa saja ilmu yang kita miliki sudah kadaluarsa atau bahkan salah. Belajarlah sampai akhir hayat."

Kamis, 19 Mei 2011

Apakah Kita Murabbi itu?

Pernahkah kita mengalami suatu saat ketika kita membuka mushaf dan kita mulai membaca al-qur’an kemudian anak-anak kecil datang mendekati kita sambil membawa buku Iqra’nya lalu mereka melakukan hal yang sama seperti apa yang tengah kita lakukan?

Pernahkah kita mendapatkan Mutarabbi kita mengerjakan shaum sunnah padahal kita secara eksplisit tidah pernah menyuruhnya atau menginstruksikannya? Hal tersebut dilakukan oleh Mutarabbi kita hanya karena ia mendapatkan kita juga melakukan shaum sunnah pada hari-hari sebelumnya.

Pernahkah kita mengalami teman/saudara atau sahabat (akhwat)kita perlahan-lahan menyesuaikan diri dan penampilannya berubah di tengah-tengah kita, mulai terbiasa mengenakan gaun panjang, memakai kerudung walau pada awalnya cuma nempel di atas kepala, tapi toh lama kelamaan ia menjadi terbiasa berjilbab baik. Padahal kita belum pernah berkata kepadanya bahwa memakai jilbab itu wajib. Apalagi memperdengarkannya ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan kewajiban menutup aurat baik dalam surat An-nur maupun Al-ahzab.

Itulah buah dari keteladanan, keteladanan adalah cara berda’wah yang paling hemat karena tidak menguras enerji dengan mengobral kata-kata, bahkan bahasa keteladanaan jauh lebih fasih dari bahasa perintah dan larangan.

Keteladanan ibarat tonggak, dimana bayangan akan mengikuti secara alamiah sesuai dengan keaadaan tonggak tersebut, lurusnya, bengkoknya, miringnya , tegaknya dan lain sebagainya.
Penting bagi kita para Murabiyyin untuk berusaha semaksimal mungkin menjadi figur murabbi teladan, agar keteladanaan kita memberikan keberkahan bagi perkembangan da’wah dan peningkatan kwalitas maupun kwantitas para Mutarabbi yang kita bina.

Ikhwah fillah Allah menjanjikan kepada kita lewat firmannya :


“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S An-Nisa 69)

Ikhwahfillah….Bukankah kita juga ingin memperoleh segala macam kenikmatan…yang akan Allah berikan…Kenikmatan melihat indahnya syurga…kenikmatan diberikan istana yang terbuat dari emas dan permata…

Kenikmatan bersama pasangan-pasangan yang disucikan Allah…Kenikmatan yang abadi dengan ridho dan rahmat Allah. Kenikmatan yang dirasakan berkumpul bersama ibu, bapak, saudara-saudara, dan sahabat kita karena terbebas dari azab jahannam.

Kenikmatan itu adalah Kenikmatan yang telah Allah berikan kepada para nabi, para shidiqqin, Para Syuhada, Dan Para Sholihin….Tahukan kita sipakah mereka itu….Mereka adalah pecinta kebenaran…Mereka adalah pembimbing…meraka adalah para penyeru kebanaran…membacakan dan mengajarkan Al-Qur’an dengan hikmah dan penuh kasih sayang…

Meraka adalah ……..Murobbi

Sumber: Abu Thalhah

0 komentar:

Pengin cari artikel lainnya...?!?