REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Intelektual Muslim harus siap untuk menghadapi setiap kampanye negatif terhadap Islam dan Nabi Muhammad (SAW) di internet dan di media publik lainnya, kata seorang editor Keralite terkemuka. Namun, penyikapan itu harus dilakukan secara rasional, bukan dengan marah.
"Meskipun tidak ada yang baru di sebagian besar kritik dilontarkan terhadap Islam dan Nabi, kita dapat mengamati bahwa beberapa dari mereka telah dianggap memiliki standar akademik dan kita harus berurusan dengan mereka dengan cara yang sama, melakukan penelitian yang diperlukan," kata MM Akbar, kepala editor bulanan Samwadam Sneha yang bertujuan untuk menyebarkan pesan Islam di Kerala.
Ia berbicara sebuah konferensi media internasional di Jeddah.
Dia tak setuju dengan penyebutan Muslim sebagai teroris dan ekstremis. "Kita harus menghadapi kritik-kritik dalam cara yang rasional bukannya memprovokasi dan bereaksi emosional," katanya dan mengutip contoh seorang profesor perguruan tinggi yang tangannya terputus karena menerbitkan paper yang mempertanyakan kenabian Muhammad SAW.
"Beberapa intelektual non-muslim berpikir bahwa Muslim bereaksi secara emosional reaktif karena kita tidak memiliki pengetahuan untuk menghadapi kritik secara rasional," kata Akbar saat menjelaskan rencana organisasinya untuk mengadakan kampanye tujuh bulan untuk menyorot kehidupan dan ajaran Nabi.
Dia juga berencana menyelenggarakan berbagai program di Arab Saudi dan negara-negara Teluk selama masa kampanye, penargetan ekspatriat India dari negara bagian Kerala, untuk menyampaikan pesan damai Islam.
Akbar, yang juga penulis beberapa buku, menekankan pentingnya kampanye itu. "Ada upaya yang disengaja oleh musuh untuk mendiskreditkan Nabi dan menodai citranya," katanya, merujuk pada sebuah buku yang ditulis oleh Robert Spencer.
KP Ramanunni, seorang penulis India terkenal, membuka kampanye dengan meluncurkan website www.muhammadnabi.info.
"Situs web ini menyediakan kesempatan bagi umat Islam untuk menantang kritik dilontarkan terhadap Nabi tercinta mereka," katanya. Ia menggarisbawahi, meskipun kampanye kotor terus dilontarkan, Islam justru makin cepat menyebar di seluruh dunia.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar