REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Selain rumah, komunitas Islam Inggris juga memanfaatkan bangunan lain guna dijadikan Masjid. Kondisi itu mendesak dilakukan guna mengakomodasi pertumbuhan populasi komunitas Muslim.
Pakar Arsitektur Islam Alia Raffia Ullah mengatakan komunitas Muslim Inggris sengaja memiliki bangunan yang lebih besar seperti bioskop, pabrik atau gudang sebagai alternatif selain rumah. Tak jarang, bekas bangunan Gereja yang tidak terpakai dikonversi menjadi masjid.
"Tahun 1970-an dan 1980-an, jumlah gereja di Inggris mencapai taraf berlebihan. Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah gereja yang terlantar," kata dia islamonline.net, Senin (8/8).
Kendati tidak melanggar hukum, konversi gereja dan kapel oleh komunitas Muslim mendapat kritik partai-partai ekstrem kanan Inggris yang menentang status tempat ibadah suatu agama berubah. "Pertentangan ada, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa lantaran konversi yang dilakukan sudah memenuhi aturan," kata dia.
Dikatakan Alia, kendati ditekan dan diperdebatkan, keberadaan masjid atau Islamic Center pada akhirnya diterima oleh masyarakat Inggris. Yang menarik, keberadaan bangunan itu secara otomatis mendorong sosialisasi tentang ajaran Islam oleh Komunitas Muslim.
Kini, jumlah Pusat Budaya dan Pendidikan Islam serta Masjid sekitar Inggris tumbuh pesat selama 50 tahun terakhir. Rata-rata bangunan cukup beragam, mulai dari bekas rumah, bekas bangunan gereja, dan bekas pabrik dan lainnya.
Bangunan yang ada tetap dipertahankan kekhasannya meski ditambahkan simbol Islam seperti kubah dan menara. Di masa depan, kata Alia, kuantitas bangunan komunitas Muslim tidak dapat dihindari. Melalui, Masjid, pusat-pusat pendidikan dan sekolah-sekolah Islam, mereka kian mewarnai masyarakat Inggris yang multikultural.
"Saya kira, sejumlah riset besar terkait arsitektur Islam di Inggris akan akan berlanjut dalam waktu dekat. Apalagi, pertumbuhan bangunan bergaya arsitektur Islam terus tumbuh," pungkas dia.
Sumber: Yahoo
0 komentar:
Posting Komentar